Dokumen : Tribunnews.com
Jika musim 2017/2018 ini si "Nyonya Tua" kembali meraih scudetto, maka secara keseluruhan itu adalah scudetto yang ke-34 tetapi secara beruntun itu adalah scudetto yang ke-7 sejak musim 2011/2012.
Dan jika musim 2017/2018 ini si "Nyonya Tua" kembali mempertahankan scudetto-nya yang ke-7 secara beruntun, maka itu bukanlah hasil dari Calciopoli atau persekongkolan seoerti penunjukan wasit, pengaturan pertandingan atau pengaturan skor antara petinggi Juventus dengan pejabat sepakbola Italia. Tetapi itu adalah bukti nyata betapa tingginya tingkat kesenjangan "sosial" di kasta Seri A Italia.
Contohnya adalah pertandingan melawan Sasuolo tadi malam. Jika Sasuolo dicukur 7-0, itu bukanlah sebuah kebetulan. Sejak Seri A digulirkan sekitar 150 tahun yang silam, si "Nyonya Tua" sudah meraih scudetto sebanyak 33 kali, sementara bagi Sasuolo musim ini adalah keikutsertaan mereka yang ke-6 sejak klub tersebut berdiri.
Tidak hanya itu, dilansir dari bolaeropa.net (8/11/2017), kekayaan bersih Sasuolo tercatat sebesar 2,600 juta euro sedangkan kekayaan bersih Juventus sebesar 13,500 juta euro. Berbeda jauh bukan?
Itulah salah satu penyebabnya mengapa Juventus lebih leluasa mendatangkan pemain dan pelatih terbaik karena mereka sanggup membeli dan membayar gajinya sedangkan Sasuolo, tidak.
Tadi malam melawan Sasuolo, Juventus masih minus Paulo Dybala yang bergulat dengan cidera. Jika Dybala tampil tadi malam bisa saja skornya lebih dari 7.
Tetapi mungkin skor 7-0 adalah sebuah sinyal kuat untuk gelar Seri A yang ke-7 secara beruntun untuk si "Nyonya Tua" yang sekarang bertengger di urutan ke-2 klasemen sementara dengan raihan 59 poin dari 23 kali pertandingan, sementara Sasuolo menghuni urutan ke-15 dengan 22 poin dari 23 pertandingan.
Dan satu lagi yang perlu dicatat, harga pembelian Higuain yang mencetak hattrick pada pertandingan tadi malam mungkin lebih mahal dari harga penjualan sebelas pemain Sasuolo, yaitu 90 juta euro.
Jadi semakin jelas, kekayaan suatu klub sangat mempengaruhi pencapaian klub itu sendiri. Dan jika Juventus kembali meraih scudetto-nya yang ke-34 dan yang ke-7 secara beruntun itu bukan kebetulan atau karena skandal Calciopoli tetapi termasuk ditentukan oleh faktor finansial.
Salam olahraga