Jika tahun ini si "Nyonya Tua" kembali meraih scudetto, maka inilah gelar mereka yang ke-34 sejak Liga Italia dilaunching tahun 1898, jauh meninggalkan pesaing mereka: Inter Milan dan AC Milan diurutan ke-2 dan ke-3 dengan perolehan masing-masing 18 gelar scudetto.
Dan jika tahun ini, si"Nyonya Tua" kembali meraih scudetto, maka inilah gelar Seri A mereka yang ke-7 secara berturut-turut sejak tahun 2011/2012 yang membuat dominasi mereka semakin tertancap kuat di bawah "batas kewajaran".
Hingga pekan ke-22, Juventus berhasil bertengger diposisi kedua dengan mengumpulkan 56 poin dari hasil 18 kali menang, 2 kali seri dan 2 kali kalah atau hanya terpaut 1 poin dari pemuncak klasemen, Napoli. Dan sangat mungkin di 16 pertandingan tersisa, Juventus akan merebut poin lebih banyak dari 19 tim lainnya dan kembali meraih scudetto.
Apakah hal tersebut sesuatu hal yang menyenangkan bagi fans si"Nyonya Tua? Semestinya begitu, tetapi bagi pencinta sepakbola sejagat, Liga Italia bukan lagi liga yang menarik karena "tidak" kompetitif, bahkan levelnya sudah berada dibawah Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Jerman dan Liga Perancis.
Sebenarnya sejak tahun 2006 Liga Calcio Seri A Italia telah ditinggalkan penggemarnya di seluruh dunia. Stadion hampir kosong dan hampir berubah menjadi "rumah hantu" yang menakutkan. Hanya fans setianya lah yang tetap bertahan dan berharap Liga Italia kembali kemasa kejayaannya pada tahun 90-an sebagai liga nomor #1 sejagat raya.
Semuanya berawal dari kasus Calciopoli. Sebuah skandal pengaturan pertandingan dan penunjukan wasit yang berujung pada pengaturan skor. Dari hasil penyelidikan, hal tersebut dilakukan Direktur Umum Juventus dengan pejabat sepakbola Italia.
Dan akibatnya adalah Juventus harus kehilangan gelar scudettonya yang seharusnya ke-28 musim 2005/2006 dan terpaksa harus diturunkan ke Seri C kasta ke-3 dalam sepakbola Italia.
Itulah masa kelam sepakbola Italia sekaligus masa "jelek" Juventus yang menghianati semangat fair play olahraga terutama sepakbola yang memaksa pecinta Liga Seri A Italia meninggalkannya dengan sedih hati.
Saya sama sekali tidak sentimen dengan Liga Italia bahkan ditahun 90-an, saya adalah pencinta Seri A jauh melebihi liga apapun di dunia ini. Dan saya berharap semoga liga Italia kembali ke masa keemasannya menjadi liga Numero Uno in the world. Hehehehe...
Salam olahraga...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H