Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Najwa Tak Seharusnya Mengundang Anies-Sandi ke Mata Najwa

26 Januari 2018   13:14 Diperbarui: 26 Januari 2018   22:10 2466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat pada hari Rabu 24 Januari 2018, masa pemerintahan Anies-Sandi genap memasuki 100 hari kerja. Dan Najwa Shihab seorang presenter "fenomenal" mengundang kedua pimpinan tertinggi DKI tersebut ke acara talk show Mata Najwa untuk di"investigasi", untuk mengetahui lebih banyak hal-hal apa saja yang telah mereka kerjakan selama 100 hari pertama di masa pemerintahannya.

Di mata publik "Mata Najwa" memang dikenal "angker" atau "sedikit horor". Dalam mewawancarai narasumber, Najwa Shihab kelihatan lebih mirip agen rahasia Yahudi "Mossad" yang ingin mengetahui sesuatu lebih banyak, bahkan mampu membongkar sesuatu yang belum terjadi sebelum sesuatu itu terjadi.

Beberapa kali Najwa Shihab mampu membuat nyali narasumbernya ciut tiap kali berdebat. Ini merupakan sesuatu yang "tidak baik" untuk para narasumber yang pintar, santun dan telah berbuat banyak untuk negeri ini. Di Mata Najwa mereka akan lebih mirip seperti orang "bodoh" dan kebodohannya itu seakan-akan dipertontonkan dihadapan para pengagumnya sekaligus pembencinya. Ini sesuatu hal yang tidak beretika dan melanggar budaya timur yang kental.

Itulah mengapa saya tidak menyaksikan acara tersebut dari awal sampai habis. Ketika pertama kali saya melihat promo jadwal tayang acara tersebut beberapa hari sebelumnya di Trans7, saya langsung memutuskan untuk tidak menyaksikan acara tersebut. Saya sudah tahu yang bakal terjadi jauh sebelum acara talk show tersebut ditayangkan jauh melebihi agen CIA. Penglihatan jauh saya menerawang bagaimana kedua narasumber tersebut"dikuliti" dan dibuat sesak nafas. Membayangkannya saja saya tidak sanggup, apalagi melihat langsung?

Itu sebabnya mengapa saya sebutkan, "Najwa tidak seharusnya mengundang Anies-Sandi ke Mata Najwa". Tanpa menonton Mata Najwa pun kita sudah tahu bagaimana Anies-Sandi telah menyulap Jakarta jauh lebih modern bahkan kata sebagian orang "lebih berkumis".

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku bersyukur karena menurutnya 100 hari kerja Anies-Sandi berjalan baik. Mantan Mendikbud itu mengatakan, tiga program utama sudah dijalankan bersama Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno yakni OKE OCE, OKE OTRIP, dan Rumah Lapis DP 0 rupiah. Luar biasa bukan?

Belum lagi pembenahan pedagang kaki lima Tanah Abang yang sudah tertata dengan baik dan rapi. Masalah lalu lintasnyapun sudah teratasi hampir mendekati "sempurna" jauh melebihi masa-masa sebelumnya. Ini sebuah pencapaian yang luar biasa.

Belum lagi rencana kebijakan pro rakyat kecil yang mengijinkan kendaraan roda 3 "beca" boleh kembali beroperasi di Jakarta setelah distop sejak tahun 1988. Ini sebuah kebijakan yang mulia yang dapat membuat Jakarta jauh lebih "berkumis".

Tanpa menonton Mata Najwapun kita telah mengetahui semua keberhasilan 100 hari tersebut melalui berita di televisi, YouTube, facebook dan media internet lainnya. Jadi masih perlukah "Najwa mengundang Anies-Sandi ke Mata Najwa?"

Tetapi dasar "kepo" dan ingin "tau banget", Mata Najwa pun tetap mengundang kedua pemimpin tersebut ke acaranya. Dan Najwapun menguliti kedua narasumber tersebut layaknya mengupas bawang merah dari lapisan  pertama hingga lapisan yang paling dalam. Itu sungguh memedihhkan mata dan jantung sekaligus. Dan tahu apa kemudian yang terjadi?

Dari sumber berita terpercaya di internet saya mengetahui bahwa bahwa Najwa Shihab yang kerap memotong pembicaraan, akhirnya kena semprot Anies Baswedan.Tak cukup di situ, Najwa Shihab kembali menimpali pernyataan orang nomor satu di Jakarta tersebut. Padahal, Anies Baswedan belum tuntas mengurai penjelasannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun