Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyoal Perayaan Tahun Baru "Kafir" yang Dianggap Ilegal

30 Desember 2017   13:49 Diperbarui: 30 Desember 2017   14:26 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam besok, Minggu 31 Desember 2017 merupakan malam terakhir di tahun 2017 dan tepat pukul 00.00 akan terjadi sebuah peristiwa sejarah yang sangat penting dan tidak akan pernah terulang sampai kapanpun, yaitu pergantian tahun dari tahun 2017 ke 2018.

Mau tidak mau kita harus mengakui bahwa perpisahan adalah sesuatu hal yang menyedihkan. Ada banyak catatan suka dan duka sepanjang tahun 2017 dan ada sejuta harapan sekaligus kekuatiran di tahun 2018. Untuk itu biasanya perlu dibuat sebuah perayaan untuk mensyukuri penyertaan Tuhan sepanjang tahun berlalu dan berharap tahun yang baru akan lebih baik.

Belakangan terdengar isu-isu berseliweran baik secara langsung maupun secara sayup-sayup yang menyatakan bahwa "Tahun Masehi" adalah "tahun orang kafir" sehingga tidak seharusnya ikut dirayakan oleh agama tertentu. Isu tersebut terkadang sengaja dihembuskan dengan tujuan yang lebih bersifat politis dan propokatif ketimbang mencari makna yang sesungguhnya.

Menurut catatan Wikipedia berbahasa Indonesia "Kalender Masehi atau Anno Domini (AD) dalam bahasa Inggris adalah sebutan untuk penanggalan atau penomoran tahun yang digunakan pada kalender Julian dan Gregorian. Era kalender ini didasarkan pada tahun tradisional yang dihitung sejak kelahiran Yesus dari Nazaret. 

Masehi dihitung sejak hari tersebut, sedangkan sebelum itu disebut Sebelum Masehi atau SM. Perhitungan tanggal dan bulan pada Kalender Julian disempurnakan pada tahun pada tahun 1582 menjadi kalender Gregorian. Penanggalan ini kemudian digunakan secara luas di dunia untuk mempermudah komunikasi. (Sumber : Wikipedia)

Yang perlu kita ketahui dan garis bawahi disinilah adalah bahwa kalender Masehi adalah"Kalender Julian" yang disempurnakan oleh "Kalender Gregorian" yang didasarkan pada tahun kelahiran Al-Masih tetapi sama sekali bukan diambil dari Alkitab atau Injil dan hanya didasarkan pada penafsiran saja.

Hal tersebut dapat dibuktikan dari masih adanya kontoversi seperti: "Dionysius Exiguus tidak memperhitungkan tahun 0 serta tahun ketika kaisar Augustus memerintah Kekaisaran Romawi. Para ahli menanggali kelahiran Yesus secara bermacam-macam, dari 18 SM hingga 7 SM.

Sebagai penganut Nasrani saya melihat, sebenarnya kalender Masehi bukan kalender Kristiani tetapi kalender siapa saja yang menggunakannya sebagai perhitungan tarikh.

Seperti kita ketahui bersama bahwa "waktu" adalah variabel yang penghitungannya lebih kepada kesepakatan sehingga terdapat beberapa jenis kalender seperti: kalender Hijriyah, Saka, Jawa, Suku Maya, China, Jepang, dsb. yang didasarkan pada perhitungan siklus tertentu.

Terkait dengan boleh tidaknya merayakan pergantian tahun di malam tahun baru Masehi, hal tersebut bukanlah kapasitas saya untuk membolehkan atau melarang tetapi mengetahui esensinya saya pikir sangatlah diperlukan.

Hanya kalau saya boleh memberi pesan, kepada yang merayakan, rayakanlah dengan sewajarnya dengan orang-orang terkasih, jauhkan pesta pora, narkoba, maksiat dan ugal-ugalan di jalan raya, pokoknya semua hal-hal yang merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain mohon dihindari.

Dan bagi mereka yang tidak merayakan juga marilah kita menahan diri dari fitnah dan provokasi. Marilah kita menghormati mereka yang merayakan dan menjauhkan diri dari hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Akhir kata : Selamat Tahun Baru kepada semua umat manusia yang merayakannya di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun