Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Angin

10 Desember 2017   21:09 Diperbarui: 19 Januari 2021   22:58 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : wallpaperSheet

Kelas kami tiba-tiba riuh. Semua murid dan guru mentertawakan saya. Saya dianggap aneh dan lucu. Pagi itu kelas kami sedang belajar IPA. Membahas tentang wujud zat yang terdapat di alam, yaitu: padat, cair dan gas.

Kami yang masih kelas 3 SD disuruh memberi contoh dari ke-3 wujud zat tersebut. Ketika saatnya tiba untuk memberi contoh benda yang berwujud gas, saya menjawab dengan penuh semangat: "angin!". Bu guru mengiyakan tanda setuju.

Bu guru kembali bertanya: "Siapa yang pernah melihat angin?". Saya langsung tunjuk tangan: "Saya, bu!". Semua orang melihat kearah saya. 

Guru mencoba meyakinkan jawaban saya: "Benar kamu pernah melihat angin?". "Benar, bu. Saya pernah melihat angin bahkan sering. Ketika angin bertiup, saya dapat merasakannya dan melihatnya dengan jelas. Warnanya putih, rasanya sejuk."

Semuanya tertawa mendengar jawaban saya. Dan bu gurupun masih bingung dan ikut tertawa. "Tidak mungkin, tidak mungkin. Manusia tidak dapat melihat angin. Kalau merasakan tentu bisa," kata bu guru.

Tapi saya terlalu yakin bahwa saya dapat melihat angin. Entah indra yang mana saya gunakan untuk melihatnya. Saya yakin tidak salah lihat, saya tidak hanya dapat merasakannya tetapi juga melihatnya dengan jelas.

Siang ini sebelum berangkat ke Pancur-Lingga Utara untuk menjalankan tugas mendidik anak muridku, anak saya Yehezkiel yang masih duduk di kelas 2 SD, berkata: " Pa, angin itu tak kelihatan ya? Tapi saya dapat melihat angin, warnanya putih," katanya dengan yakin.

Saya kaget dan menjawab: "Angin itu tidak berwarna. Angin itu bening-transparan dan tidak kelihatan. Kalau berwarna seperti: ping, merah, hijau dsb. itu bisa saja gas tertentu, itu bisa saja seperti kelihatan," kata saya melanjutkan.

Tetapi anak saya yakin bahwa dia dapat melihat angin. Bahkan dia baru saja melihat angin ketika sedang bermain di rumah temannya. Indra yang mana dia gunakan untuk melihatnya?

Sayapun teringat pengalaman kira-kira 31 tahun yang silam. Ketika itu saya terlalu yakin dapat melihat angin. Dan disaat saya mulai ragu dengan pengelihatan masa lalu saya, sekarang anak saya meyakinkan saya bahwa dia dapat melihat angin.

Ferry Budi Jasa 21, 07/05/2017

(Antara Senayang dan Pancur)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun