Entah dengan alasan dan tujuan apa, tiba-tiba isu-isu PKI kembali dimunculkan ke permukaan oleh sekelompok orang setelah lama "nyaris tak terdengar".
Jika hal tersebut dimaksudkan agar kita selalu waspada terhadap bahaya laten PKI, saya pikir niat tersebut sangat mulia dan sebagai warga negara yang baik kita harus mendukung segala upaya yang baik untuk menjaga tetap kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.
Tetapi jika alasan tersebut digunakan untuk "membodohi" rakyat dengan maksud untuk mendapatkan simpati masyarakat luas untuk "kepentingan partai" maka kelompok tersebut "lebih PKI dari pada PKI".
Jika isu tersebut dimanfaatkan untuk "kepentingan politik" menjelang PILEG&PILPRES 2019 agar "partai tersebut" dapat meraih "kekuasaan dan berkuasa" maka kelompok tersebu "lebih PKI dari pada PKI"
Sekali lagi saya tegaskan, jika ada kelompok tertentu yang "memperalat PKI" atau "memanfaatkan isu PKI" hanya untuk "merebut simpati" masyarakat maka kelompok tersebut "lebih PKI dari pada PKI".
PKI itu kejam, keji, biadab, dan bengis. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka melakukan hal itu karena mereka menganut faham komunis sosialis yang "atheis" yaitu sebuah faham yang ingin "mengangkat harkat dan derajat" masyarakat tetapi tanpa mengakui adanya TUHAN.
Mereka melarang agama apapun. Bagi mereka, agama adalah "candu" atau "madat". Bagi mereka agama adalah pelarian bagi orang-orang cengeng yang tidak mampu menyekesaikan masalah dan tantangan hidup. Bagi mereka agama dapat membuat manusia menjadi lemah, bodoh dan kacau.
Bagi mereka "tuhan" adalah apa saja yang mereka mau. "tuhan" adalah "teknik", "tuhan" adalah "politik", "tuhan" adalah "partai", "tuhan" adalah "kekuasaan", dsb. Mereka akan menggunakan "tuhan" untuk mencapai "tuhan".
Jadi jika ada suatu kelompok tertentu yang mengaku beragama atau atas nama agama memperalat PKI dan memanfaatkan isu-isu PKI untuk meraih kekuasaan maka kelompok tersebut "lebih PKI dari pada PKI".
(RS)
Catatan: