Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Falsafah Yahudi dan Falsafah Batak dalam Hal Berbicara

5 Desember 2017   18:03 Diperbarui: 19 Januari 2021   21:55 1727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar dari web-onlineweblog

Falsafah adalah anggapan, gagasan atau sikap bathin yang paling mendasar dari dalam diri seseorang atau masyarakat yang dijadikan sebagai pandangan hidup.

Salah satu Falsafah Batak berupa nasehat agar berhati-hati dalam berbicara adalah: "Jolo ni dilat bibir asa nidok hata", dalam terjemahan bebas Bahasa Indonesia berarti: "Jilat dulu bibir(mu) sebelum berbicara".

Falsafah ini mengandung makna yang sangat dalam. Artinya sebelum berbicara, kita diisyaratkan agar memikirkan terlebih dahulu makna dari perkataan kita, apa dampak atau akibatnya, apakah akan mendatangkan kebaikan atau keburukan.

Sementara falsafah Yahudi masih dalam hal berbicara mengatakan: "Orang bodoh mengatakan apa yang diketahuinya sementara orang bijak mengetahui apa yang dikatakannya".

Inilah perbedaan antara "orang bijak" dan "orang bodoh" dalam hal berbicara. Mereka sama-sama berbicara dan mengatakan hal yang sama tetapi hal yang membedakannya adalah pemahaman akan kata-kata yang diucapkan. Dan akhirnya perkataan yang sama di mulut orang yang berbeda, kwalitasnya juga menjadi berbeda.

Hendaklah kita berhati-hati dalam berbicara karena masih dalam Falsafah Batak juga mengingatkan: "Hata do uli, hata do jea" yang bermakna: "Perkataan adalah kebajikan dan perkataan adalah malapetaka".

Artinya perkataan dapat mendatangkan kebaikan, keselamatan dan kemaslahatan bagi diri sendiri dan bagi orang banyak, sebaliknya juga perkataan dapat mendatangkan malapetaka, bencana dan marabahaya bagi diri sendiri dan juga bagi banyak orang.

Dalam bahasa Indonesia disebut: "Mulutmu adalah harimaumu, hati-hati gunakan mulutmu karena TUHAN di Surga melihat ke bawah (mendengar dan mengetahui apa yang kamu ucapkan), hati-hati gunakan mulutmu!"

Selamat pagi...!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun