Falsafah adalah anggapan, gagasan atau sikap bathin yang paling mendasar dari dalam diri seseorang atau masyarakat yang dijadikan sebagai pandangan hidup.
Salah satu Falsafah Batak berupa nasehat agar berhati-hati dalam berbicara adalah: "Jolo ni dilat bibir asa nidok hata", dalam terjemahan bebas Bahasa Indonesia berarti: "Jilat dulu bibir(mu) sebelum berbicara".
Falsafah ini mengandung makna yang sangat dalam. Artinya sebelum berbicara, kita diisyaratkan agar memikirkan terlebih dahulu makna dari perkataan kita, apa dampak atau akibatnya, apakah akan mendatangkan kebaikan atau keburukan.
Sementara falsafah Yahudi masih dalam hal berbicara mengatakan: "Orang bodoh mengatakan apa yang diketahuinya sementara orang bijak mengetahui apa yang dikatakannya".
Inilah perbedaan antara "orang bijak" dan "orang bodoh" dalam hal berbicara. Mereka sama-sama berbicara dan mengatakan hal yang sama tetapi hal yang membedakannya adalah pemahaman akan kata-kata yang diucapkan. Dan akhirnya perkataan yang sama di mulut orang yang berbeda, kwalitasnya juga menjadi berbeda.
Hendaklah kita berhati-hati dalam berbicara karena masih dalam Falsafah Batak juga mengingatkan: "Hata do uli, hata do jea" yang bermakna: "Perkataan adalah kebajikan dan perkataan adalah malapetaka".
Artinya perkataan dapat mendatangkan kebaikan, keselamatan dan kemaslahatan bagi diri sendiri dan bagi orang banyak, sebaliknya juga perkataan dapat mendatangkan malapetaka, bencana dan marabahaya bagi diri sendiri dan juga bagi banyak orang.
Dalam bahasa Indonesia disebut: "Mulutmu adalah harimaumu, hati-hati gunakan mulutmu karena TUHAN di Surga melihat ke bawah (mendengar dan mengetahui apa yang kamu ucapkan), hati-hati gunakan mulutmu!"
Selamat pagi...!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H