Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jawa Barat Ladang Perebutan Kekuasaan Selanjutnya

11 Mei 2017   14:41 Diperbarui: 11 Mei 2017   19:07 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: kanghasan.com

Lezatnya kemenangan di Pilkada Jakarta memacu adrenalin untuk meraup kemenangan selanjutnya. Tentunya, kemenangan di Jakarta sesuatu yang prestisius. Jakarta itu etalase sekaligus sentralnya Indonesia. Siapa yang menguasai Jakarta, sepertinya menguasai Indonesia. Belum lagi bicara APBD Jakarta yang sangat gemuk dan menggoda, dibandingkan provinsi-provinsi lainnya. Partai-partai pendukung pasangan yang menang tampaknya telah melakukan konsolidasi.

Para pengusung Anies-Sandi ini memiliki mimpi menguasai Indonesia. Mendapatkan kekuasaan atas Indonesia, tentunya memastikan jaminan mendapatkan kekayaan Indonesia. Mereka akan memastikan setiap pengusung mendapatkan jatahnya. Setidaknya gambaran itu sudah terkonfirmasi dengan adanya video yang beredar menceritakan sebuah diskusi perencanaan jalan-jalan pasca kemenangan. Ternyata, kemenangan ini bukan soal kerja. Kemenangan ini sepertinya soal mendapatkan kekayaan negeri ini. Meskipun itu atas nama rakyat. Rakyat miskin pula.

Kemenangan di Jakarta tampaknya telah didapatkan berkali-kali. Satu kemenangan yakni kemengangan Anies-Sandi atas Ahok-Djarot dengan angka yang cukup signifikan di pilkada DKI, dengan perbedaan hampir mencapai 16%, tentunya bukan kemengangan kecil, terlebih lagi dengan tingkat kepuasan masyarakat Jakarta akan kinerja petahana yang mencapai 76%. Kemenangan berikutnya adalah Ahok berhasil dipenjara lewat tekanan yang masif dan terus menerus. Trial by the mob, kata sebagian orang.

Faktor quadruple minority: Kristen, Cina, Bukan Orang Jakarta dan Anti Korupsi, yang dimiliki petahana benar-benar diberdayakan para tim sukses Anies-Sandi. Sebagai sebuah kontestasi politik, tampaknya prinsip Machiavelli tidak masalah digunakan. Dalam kontestasi politik, proses yang terus menerus dan berkesinambungan akan menjadi basis. Sebabnya, kontestasi politik sejatinya adalah tentang perebutan kekuasaan. Setidaknya, seperti yang disampaikan Eep Safeulloh dalam sebuah presentasi di sebuah video.

Kekuasaan yang dimaksud, tentunya tidak hanya terbatas Jakarta. Menguasai Jakarta adalah salah satunya. Sebuah tumpuan yang bisa digunakan untuk melompat lebih jauh, termasuk kepemimpinan negeri ini. Ternyata, kepemimpinan negeri ini pun, hanya satu loncatan saja. Dengan hanya menempatkan orang mereka menjadi presiden, tidak serta merta kekuasaan itu didapatkan.

Hal yang harus dikuasai adalah Indonesia. Indonesia yang terdiri dari 524 kabupaten dan 34 provinsi ini harus dalam genggaman. Sudah tampak, jika hanya menguasai kursi nomor satu di negeri ini, masih belum banyak yang bisa dilakukan. Setidaknya gambaran yang ada sekarang di era kepemimpinan Jokowi. Langkah telah disiapkan untuk segala sesuatunya untuk menguasai Indonesia. Setidaknya, dalam pandangan mereka, ada daerah-daerah besar harus dikuasai.

Salah satunya Jawa Barat. Pemilihan kepala daerah di Jawa Barat sebagai bagian dari rancangan pemilihan umum serentak akan dilaksanakan pada Juni 2018. Pilkada Jabar berbiaya Rp. 1,687 trilyun ini sudah mulai diramaikan calon-calon. Nama-nama beken sudah muncul ke permukaan. Ridwan Kamil menunjukkan minatnya. Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta, sudah menyatakan ketertarikan. Nikmat berkuasa di Jawa Barat juga ingin dilanjutkan Deddy Mizwar.

Belum lagi nama-nama lain yang pernah muncul sebelumnya. Nama Desi Ratnasari, si pelantun Tenda Biru juga muncul ke permukaan. Nurul Arifin, yang pernah berpasangan dengan Deddy Mizwar di film Naga Bonar, tertarik juga ingin mencicipi kekuasaan di tanah Priangan itu. Bahkan Aher mencalonkan istrinya, Netty Heryawan.  Bukan untuk mengembangkan politik dinasti, tetapi lebih keberlanjutan pembangunan Jawa Barat. Begitu setidaknya alasan Gubernur yang dikenal dengan pemecahan masalah publik secara ‘spiritualis’nya itu. Pertarungannya cukup banyak dan setidaknya beberapa memiliki reputasi yang memikat hati calon pemilih seperti Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil.

Jawa Barat adalah provinsi strategis dan sebagai penyangga ibu kota Jakarta. Para pengusung Anies-Sandi sudah bersiap-siap. Pilkada Jawa Barat sangat penting untuk dimenangkan.

Ridwan Kamil yang Membelot

Politik ternyata juga termasuk soal cepat-cepatan. Dukungan cepat diberikan kepada calon yang berpotensi menang. Ridwan Kamil salah satunya. Meskipun belum resmi, Partai Nasionalis Demokrasi pimpinan Surya Paloh ini sudah menyatakan dukungannya kepada walikota Bandung itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun