Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Mencerna Perayaan atas Kematian Brian Thompson

13 Desember 2024   21:31 Diperbarui: 14 Desember 2024   07:00 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luigi Mangione, tersangka pembunuhan bos salah satu perusahaan asuransi raksasa di Amerika Serikat (Sumber: Reuters/Altoona Police Department) 

Dikutip dari beberapa media Barat, ketidakpuasan masyarakat Amerika Serikat terhadap layanan asuransi sangat tinggi. Seperti disampaikan oleh Emma Brockes, "Kami membayar mahal iuran asuransi setiap tahunnya, untuk kemudian ditolak oleh pihak asuransi. Sungguh suatu keadaan yang membuat kemarahan yang memuncak. Kepala pening, dan menimbulkan dendam kesumat.

Asuransi seharusnya menjadi andalan pemilik polis ketika mengobati masalah kesehatan yang serius.  Namun tak jarang penerima manfaat merasa pihak asuransi mempersulit proses untuk mendapatkan haknya. Bahkan, tidak sedikit yang mendapatkan penolakan. Jika, ditolak asuransi, kemudian pihak rumah sakit akan mengirimkan tagihan ke pasien. Jika diabaikan, pasien yang tidak membayar dapat diajukan ke pengadilan, lewat perusahaan pemungut hutang (debt collector) yang disewa pihak rumah sakit.

Hal tersebut dialami kebanyakan orang Amerika yang berurusan dengan kesehatan dan memerlukan pengobatan. Rasa frustasi menghadapi penyakit dan disusul dengan pembayaran asuransi yang juga melelahkan dan menjengkelkan. Situasi ini tercatat baik di benak Luigi, hingga dia kemudian mengambil keputusan brutal, menghabisi nyawa pemimpin salah satu perusahaan asuransi di Amerika Serikat.

Hal yang relatif sama, mungkin terjadi di negara lain. Di Indonesia, fenomena yang sama juga terjadi. Banyak peserta asuransi yang merasa uang yang mereka keluarkan tidak sepadan dengan timbal  balik yang didapatkan. Proses pengurusannya pun membutuhkan waktu. Bahkan, karena hal yang tidak memuaskan penulis sendiri harus menutup 3 (tiga) asuransi.

Perasaan yang sama; kecewa, marah, tidak terima, tidak berdaya menghadapi raksasa perusahaan asuransi, mewujud menjadi seperti sebuah kepuasan atas dahaga masyarakat atas kematian Brian. Sebuah penuntasan atas rasa jengkel dan mungkin juga dendam publik Amerika, yang merasa dirugikan perusahaan asuransi. Publik Amerika yang merasakan asuransi kesehatan telah menjadi sebuah parasit yang menggerogoti hidup mereka.

Kemarahan dan ketidakpuasan, muncul menjadi semacam dukungan yang kuat bagi Luigi. Bahkan, muncul semacam euforia Robinhood. Publik menghiasi laman-laman media sosial dengan meme yang lucu. Sebagian menganggap Luigi seorang pahlawan. Banyak pemengaruh di Amerika yang bahkan 'merayakannya'. Emoji tertawa juga banyak disematkan di media-media sosial. Muncul simpati pada kemarahan Luigi yang berujung pembunuhan bos asuransi ini.

Kemudian menjadi catatan, peristiwa ini dapat dimaknai sebagai pembalasan rakyat kebanyakan atas kesemena-menaan pemilik kuasa dan daya. Penguasa yang merasa tidak terkalahkan dan bertindak atas nafsu dan ego sendiri. Kisah Luigi ini bisa menjadi semacam lonceng peringatan bagi banyak orang kuat. Ketika si kecil sudah tidak berdaya dan penderitaan sudah pada batas tak tertahankan, tindakan brutal dapat menjadi sebuah manifestasi. Lalu, kebrutalan itu dirayakan publik sebagai ungkapan segala rasa suram dan pelepasan dendam kesumat. Publik menganggap seorang pahlawan telah lahir.

 Ini harus menjadi perhatian mereka para pemilik kuasa, di manapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun