Pemilihan presiden sudah di depan mata. Tampaknya, pertarungan di 2014 lalu masih akan berlanjut. Persaingan dua kubu itu akan jauh lebih panas kali ini. Pasalnya, Prabowo sudah sangat 'ngebet' untuk menjadi presiden.
Bahkan, untuk sekedar menikmati jadi 'presiden', sering Prabowo melakukan acara mirip-mirip upacara kenegaraan. Dilangsir dari news.detik.com (18/08/2014), Prabowo mengadakan upacara peringatan kemerdekaan di Cibinong, Jawa Barat. Tampak dalam gambar Prabowo didampingi Hatta Rajasa menaiki mobil jip terbuka di depan barisan 'pasukan'. Seakan-akan seorang presiden yang sedang memerika barisan tentara, seperti biasa di upacara kemerdekaan di istana negara.
Prabowo setidaknya sudah mengikuti tiga kali kontestasi pemilihan presiden. Dikutip dari suara.com (10/01/2017), Prabowo setidaknya mengikuti kontestasi itu pada 2004, 2009 dan 2014. Dengan demikian, kontestasi kali ini menjadi yang keempat. Perjuangan harus lebih dikeraskan.
Bagaimana peluang Prabowo? Mungkin masih sama dengan yang dulu? Hampir menang. Dengan Jokowi yang bukan tokoh nasional saja, Prabowo kalah. Terlebih lagi sekarang Jokowi telah menjadi presiden. Banyak karya yang sudah menunjukkan kinerjanya yang luar biasa. Kunjungan-kunjungan ke banyak daerah menambah tingkat elektabilitasnya.
Dalam kenyataannya, militansi pemilih Jokowi dan Prabowo masih sangat tinggi. Pemilih sebelumnya akan memilih calonnya itu lagi. Tidak ada perubahan yang signifikan. Karena sudah tertanam dibenak masing-masing bahwa mereka adalah calon pilihan dari dalam hati.
Pada 2014, pesan-pesan negatif dan hitam yang disebarkan dengan berbagai media dan juga Obor Rakyat mendapatkan tempat di hati para pemilih Prabowo. Semua hal-hal yang buruk Jokowi ditanamkan dalam-dalam di benak mereka. Jusuf Kalla pun masuk dalam radar serangan.
Mulai dari orang tuanya yang tidak jelas, keturunan Cina, agama Kristen, anaknya anak haram dan masih banyak lagi yang dihujamkan agar pemilih condong ke Prabowo.
Dikutip dari nasional.tempo.com (18/05/2016), serangan-serangan lewat Obor Rakyat yang tidak jelas badan hukum dan pengurusnya ini, dibagikan lewat pesantren-pesantren. Ada beberapa wilayah yang kemudian menjadi lumbung suara Prabowo karena masifnya gerakan disana lewat Obor Rakyat ini. Sumatera Barat, Jawa Barat dan Banten diantaranya.
Fakta saat ini juga tidak jauh berbeda. Jelang pemilihan presiden, sudah mulai ada gerakan-gerakan yang mendiskreditkan Jokowi dan pemerintahannya. Isu-isu yang berkembang di masyarakat selalu diarahkan ke Jokowi.
Dari masalah yang memang nyata seperti persoalan beras, kemiskinan dan kecelakaan kerja di proyek-proyek infrastruktur, dijadikan amunisi serangan. Hal-hal yang tidak berdasar yang cenderung hoax juga disebarkan. Mereka dipastikan pendukung dari Prabowo dilihat dari daerah, afiliasi partai dan konsistensi di media sosial.
Karena menyebarkan hoaks, bahkan beberapa diantaranya harus diringkus. Jika dibiarkan akan mengakibatkan bahaya memecah belah negara. Isu kali ini yang coba diusung yakni Jokowi anti Islam dan ulama, munculnya PKI di Indonesia dan Cinaisasi yang ujungnya akan terjadi serbuan tenaga kerja asing di Indonesia.