Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia Harus Waspada Dijadikan Lokasi Persemaian Industri Senjata Global

20 Februari 2018   18:18 Diperbarui: 20 Februari 2018   18:49 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul berita di harian Kompas edisi 6 Februari 2018 itu cukup mengagetkan. Dalam konteks industri senjata, Amerika dan Eropa membidik pasar Asia Pasifik. Indonesia berada di Asia dan memiliki penduduk yang besar.

Lalu apanya yang mengagetkan? Pasalnya, industri senjata itu memerlukan ladang persemaian untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Sisi penawaran senjata dikembangkan, dengan demikian sisi permintaannya harus ada. Makna dari sisi permintaan ini apa? Bisa diartikan bahwa harus ada suatu kondisi yang memicu terjadinya pembelian alat-alat pertahanan ini.

Bisa bervariasi bentuknya. Mulai dari pesawat tempur canggih sekelas Rafale dari Perancis, Typhoon dari Inggris, Sukhoi dari Rusia dan F-35 jet tempur tercanggih Amerika Serikat. Belum lagi peluru-peluru kendali jarak pendek, jauh dan balistik. Termasuk sistem pertahanan anti rudal milik Amerika. Tidak ketinggalan dengan tank, senjata dan masih banyak lagi.

Lalu, kondisi dan situasi dimana perlunya alat-alat ini yakni adanya konflik, perang dan ancaman di kawasan. Bentuk konflik ini pun bermacam-macam. Perang saudara seperti di Yaman, separatisme seperti di Turki dengan suku Kurdinya, terorisme seperti yang baru terjadi di Marawi Filipina, dan ketegangan kawasan seperti di Semenanjung Korea dan Laut Cina Selatan. Masalah perbatasan antar dua negara juga sering menjadi pemicu konflik. Masalah Israel dan Palestina sebagai contoh abadi.

Jika kemudian Amerika dan Eropa mengarahkan pasar industri senjatanya ke Asia Pasifik, berarti kondisi seperti yang disebutkan di atas harus ada, terjaga dan tentunya bertahan lama. Bila tidak, siapa yang menjadi pembeli senjata-senjata itu?

Dengan pola pikir yang demikian, sudah seharusnya Indonesia menjadi waspada dengan arah kebijakan Amerika dan Eropa ini. Patut diwaspadai jika Indonesia dijadikan ladang persemaian supplypersenjataan ini. Cara seperti di Iran mungkin dicoba dengan mendukung demonstrasi seperti di Desember 2017 lalu.

Hal ini patut menjadi perhatian. Banyak faktor yang membuat Indonesia menjadi ladang konflik. Perpolitikan di Indonesia yang belum matang bisa menjadi bahan bakar untuk itu. Terlebih isu-isu populisme yang lagi berkembang di Indonesia mulai mengkhawatirkan. Perpecahan-perpecahan kecil ini dapat disulut menjadi sebuah konflik yang ujungnya menjadi pasar bagi senjata-senjata buatan China, Rusia, Inggris dan Perancis serta Amerika Serikat sebagai pengekspor terbesar persenjataan global.

Suriah sudah menjadi perang proxy antara kekuatan-kekuatan ini, Rusia dan Amerika. Sepertinya saling membalas itu bisa-bisa merupakan skenario di belakang layar hasil olahan para negara-negara industri senjata. Tidak tertutup kemungkinan, Indonesia dijadikan medan perang proxy juga, entah Amerika dengan negara lain. Mungkin Cina?

Dengan membidik pasar Asia Pasifik, pastinya para negara eksportir itu akan mencari negara dan kawasan yang bisa dikondisikan untuk menciptakan pasar. Kawasan Laut Cina Selatan sudah terbentuk sebagai api dalam sekam. India, Bangladesh dan Pakistan masih menjadi seteru. Thailand memiliki gerakan separatis di bagian Selatannya, sama seperti Filipina. Indonesia juga tidak lepas dari gerakan separatisme.

Masih dari Kompas.id (06/02/2018), diberitakan Vietnam yang dalam beberapa tahun terakhir membeli senjata dari Amerika Serikat. Senjata-senjata itu diperlukan untuk menjaga wilayah maritim dan keamanan maritim. Itu penting bagi Hanoi. Ini terkait Laut Cina Selatan.

Semestinya, menjadi penting untuk mencermati hal ini. Jika lengah, bisa-bisa Indonesia dijadikan ladang penjualan persenjataan dengan adanya konflik yang mengarah pada perang saudara. Penyebabnya kombinasi faktor internal dan eksternal. Eksternalnya yakni industri senjata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun