Disampaikan sebelumnya, bencana akan selalu memberikan kesempatan. Kesempatan emas yang bisa dimanfaatkan dengan baik. Demikian juga adanya dengan banjir. Banjir yang terjadi terjadi di Jakarta tiga hari belakangan ini adalah sebuah kesempatan emas Ahok untuk berkampanye.
Kampanye ini tentunya terkait pilkada DKI putaran kedua. Secara resmi KPU menyatakan tidak akan ada lagi kampanye seperti sebelumnya. Tidak ada lagi kampanye lewat media sosial, rapat umum dan blusukan-blusukan. Dengan demikian, kesempatan kampanye hanya dimiliki Ahok dan Djarot. Mereka memiliki kesempatan yang sangat baik dalam peristiwa banjir ini.
Hal yang harus dilakukan Ahok dan Djarot adalah muncul di setiap wilayah banjir yang ada dengan segera. Pasangan petahana ini harus memberikan arahan langsung di lapangan untuk menangani banjir. Tidak kenal maka tidak sayang. Kunjungan-kunjungan intensif dan bersama-sama dengan anak buah, bekerja keras mengatasi banjir akan menjadi ‘komoditas’ yang bagus. Political marketing diupayakan lewat kerja-kerja menangai banjir yang sedang ada.
Ahok bisa mengantarkan langsung bantuan bagi masyarakat yang terdampak. Ada hampir 8000 masyarakat yang terdampak di banjir Jakarta kali ini. Muncul di tengah masyarakat dan bekerja keras memastikan banjir tertangani adalah sebuah strategi politik yang jitu.
Masyarakat akan secara langsung melihat pemerintahnya hadir melayani masyarakat. Sapaan dan wujud nyata pemerintah di masyarakat yang mengalami penderitaan akan memberikan perbedaan persepsi dari sebelumnya. Akan mengubah cara pandang masyarakatnya.
Jika kemarin masyarakat tidak memilih karena tidak melihat langsung, maka dengan hadirnya pemerintah secara cepat, akan memberikan dampak yang berbeda. Ahok bisa datang ke kawasan banjir yang kemarin dimenangkan Anies. Beberapa kawasan Anies juga ada yang banjir seperti di Tebet. Ini bisa menjadi kesempatan memenangkan hati para pemilih Anies. Jika Anies masih dalam tahapan wacana, maka Ahok sudah dalam tingkat pelaksanaan.
Menanganinya juga harus cepat. Masyarakat tentunya ingin hasil yang segera. Inilah salah satu kesulitan menghadapi masyarakat sebenarnya. Tidak perduli pemerintahnya kesulitan, tetapi layanan harus segera terjadi. Banjir harus ditangani secepat-cepatnya. Upaya ini diperkirakan akan berdampak pada pilihan masyarakat.
Kesempatan emas ini harus digunakan Ahok dan Djarot sebaik-baiknya. Dengan segala kelemahan yang dimiliki, kesempatan-kesempatan yang ada harus digunakan. Anies dan Sandi memang agak kesal dengan tidak adanya kesempatan kampanye dan debat-debat lagi. Mereka dengan terpaksa menerima kenyataannya, karena KPU telah bersabda demikian.
Jika Ahok ingin mendapatkan tambahan hingga 50% plus 1, maka kesempatan emas yang selalu dihadirkan sebuah bencana, bencana apa pun itu, maka harus dimanfaatkan. Seperti banjir kali ini. Jangan terlalu pusing dengan ucapan orang yang mengatakan bahwa Ahok ‘berkampanye’ untuk putaran kedua. Ahok tidak berkampanye. Ahok hanya melaksanakan tugasnya memberikan layanan kepada masyarakatnya. Sebabnya, seperti yang selalu disampaikannya, Ahok adalah jongosnya masyarakat Jakarta dan dia menepati janjinya.
Ahok segeralah turun ke lokasi-lokasi banjir. Tidak merenungi perbedaan tipis 4 persen yang tertera di laman KPU. Gunakan kesempatan emas ini untuk menarik lebih banyak lagi pemilihmu. Banjir Jakarta kali ini menyediakan karpet merahnya untukmu berkampanye.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H