Mohon tunggu...
Taufik Rohmatul Insan
Taufik Rohmatul Insan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca (walau jarang) Novel, Cerpen, Puisi dan Esai Politik, Hukum, sejarah dan Kebudayaan

Setiap Detik Adalah Kisah Kehidupan. Setiap Manusia Adalah Aktornya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dagdigdug; Ternyata yang Dadakan itu Suka Lucu Hasilnya

17 Juli 2022   20:09 Diperbarui: 17 Juli 2022   20:14 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: twitter @archillect

Tenyata segala hal yang dilakukan dengan cara mendadak, terkadang hasilnya selalu sukses bikin kita dagdigdug-serr, entah gembira, khawatir bahkan mengejutkan dalam artian yang negatif.

Kondisi dagdigdug-serr itu, beberapa saat yang lalu sempat bergelora menggangu pikiran dan perasaan saya. Tentu ini bukan sinyal baik, karena berimbas pada munculnya perasaan malu yang membawa bejibun pertanyaan yang diawali dengan kata "kok bisa?"

Sehingga, akibat munculnya dagdigdug-serr itu dalam diri saya, ternyata memantik percik peperangan antara alam pikir dan hati saya. Sempat dibikin gelisah pokoknya. Padahal secara posisi badan, saya berada dalam situasi yang ramai dan penuh cahaya bahagia (pernikahan).

Sebenarnya bukan masalah yang krusial, jika saat ini dipikirkan lagi. Sebagaimana manusia, selalu memiliki waktu jenuh tetapi seketika dihajar oleh segerombolan ambisi tentang masa depan. Sampai pada kesimpulannya, menoleh pada ruang ambisi dan melakukan ritual intelektual, eh, di tengah jalan, tiba-tiba melihat setitik peluang. Dan tanpa pikir panjang, eksekusi!. 

Weleh-weleh, tetapi karena tanpa persiapan, penelitian dan perhitungan yang matang, produk eksekusinya malah terlihat tidak karuan. Dengan ending bahwa produknya sudah tidak bisa diperbaiki sama sekali (edit naskah).

Begitulah, akhirnya pikiran dan perasaan ribut sana-sini yang membuat saya dagdigdug-serr. Tapi, selang beberapa lama (mungkin karena makan bakso di tempat hajatan) akhirnya terbit seterang matahari, sebuah kata penenang "Mantap, bro. Setidaknya kamu tidak membuang waktu mu di Twitter melihat foto dan video lucu." Seketika, reda lah jiwa dan raga saya.

Meski begitu, saya berharap juga dari karya dadakan bisa membawa rezeki dadakan yang super juga bagi saya. Ya, namanya juga tinggal berharap melalui do'a--harus selalu baik,-- usahanya kan udah, iya gak? Fuh, Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad.

Konklusi tulisan di atas: jika pemerintah sedang merencanakan membuat aplikasi (super app) yang tujuannya untuk kepentingan bersama dalam jangka waktu yang panjang, saya rasa jangan kaya saya (suka dadakan), karena terkadang hasilnya suka bikin lucu. Tetapi semoga tidak. Semoga. Semangat para pemangku kebijakan negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun