Mohon tunggu...
Rinrin Apriliani Bunyamin
Rinrin Apriliani Bunyamin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

upgrade value, dan cari uang yang banyak biar happy kiyowo

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konsep Mutu Pendidikan Menurut Dr. Kaoru Ishikawa

2 April 2024   13:36 Diperbarui: 2 April 2024   17:09 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dr. Kaoru Ishikawa adalah seorang ahli manajemen Jepang yang lahir di Tokyo, Jepang, pada 13 Juli 1915, dan meninggal pada 16 April 1989. Dia diakui sebagai salah satu tokoh utama yang berkontribusi pada pengembangan konsep dan metode manajemen kualitas. Mengembangkan alat manajemen kualitas, terutama diagram Pareto dan diagram sebab-akibat, adalah hal yang paling terkenal dari Ishikawa.

Pada tahun 1939, Ishikawa mulai belajar teknik kimia di Universitas Tokyo. Pada tahun 1941, dia memperoleh gelar doktor dalam teknik kimia dari Universitas Tokyo. Setelah lulus, ia bergabung dengan Union of Japanese Scientists and Engineers (JUSE) dan menjadi bagian penting dari gerakan kualitas Jepang.

Ishikawa mengembangkan gagasan "Total Quality Control" (TQC) pada tahun 60-an, yang merupakan pendekatan komprehensif untuk manajemen kualitas yang melibatkan semua tingkat organisasi dan semua pekerja. Dia juga mengembangkan berbagai alat dan teknik untuk membantu perusahaan meningkatkan kualitas produk dan proses mereka.

Selain mengembangkan diagram Pareto, yang membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam suatu masalah atau ketidaksesuaian, Ishikawa juga dikenal sebagai salah satu pencipta konsep manajemen kontemporer, setelah melatih proses manajemen kualitas di pabrik kapal Kawasaki. Ishikawa bergabung dengan JUSE (Japan Union of Scientists and Engineers), sebuah kelompok yang berfokus pada kontrol kualitas, pada tahun 1949. Untuk menyelesaikan masalah, Ishikawa menggunakan diagram sebab akibat atau tulang ikan, juga dikenal sebagai fishbond diagram, yang membantu menganalisis akar penyebab suatu masalah dengan memvisualisasikan bagaimana berbagai faktor yang berkontribusi terhadap masalah tersebut berhubungan satu sama lain.

Ishikawa memberikan kontribusi dalam hal pendidikan dengan menyatakan bahwa pendidikan harus menyeluruh dan berfokus pada pengembangan individu secara keseluruhan. Ia mendukung pendekatan yang melibatkan seluruh sistem pendidikan, termasuk guru, siswa, kurikulum, dan lingkungan belajar. Ishikawa juga menekankan pentingnya penerapan prinsip-prinsip manajemen kualitas dalam pendidikan, seperti identifikasi dan penyelesaian masalah, pengukuran kinerja, dan peningkatan berkualitas siswa.

Ishikawa juga menekankan bahwa komunikasi dan kolaborasi, baik antara guru dan siswa maupun antara guru dan administrasi sekolah, sangat penting dalam pendidikan. Dia sangat berfokus pada pendidikan dengan berfokus pada pertumbuhan individu secara keseluruhan dan pembuatan sistem yang mendukung pertumbuhan dan peningkatan yang berkelanjutan.   

Dalam bekerja, Kaoru Ishikawa sangat memperhatikan paradigma dan cara orang berpikir. Ia berharap dapat mengubah cara berpikir konvensional yang sudah ketinggalan zaman. Ia mendorong manajer untuk berkonsentrasi hanya pada peningkatan kualitas produk, kemudian berhenti. Dia berpendapat bahwa perbaikan kualitas, atau perbaikan kualitas, adalah proses yang berkelanjutan dan harus dilakukan sepanjang waktu. Kebijakan pelayanan pelanggan yang berkelanjutan adalah hasil dari keyakinannya terhadap pengendalian kualitas di seluruh organisasi. Kebijakan ini memberikan keuntungan kepada pelanggan dengan memberikan pelayanan terus menerus setelah mereka mendapatkan produk. Semua orang yang terlibat, dari semua tingkat manajemen hingga ke kehidupan pribadi mereka, akan terus menerima layanan.

Ishikawa berpendapat bahwa peningkatan kualitas adalah proses yang berkelanjutan dan harus selalu dilakukan selangkah demi selangkah. Kaoru Ishikawa, seorang pakar kualitas dari Jepang, mengembangkan diagram ini pertama kali pada tahun 1950 untuk membantu bagian pengendali kualitas menemukan masalah yang mungkin terjadi dalam proses manufaktur, yang biasanya melibatkan banyak variasi proses.

Di Jepang dan di seluruh dunia, Ishikawa dihormati karena kemajuan praktik manajemen kualitas. Dia juga terkenal karena pendekatan manajemennya yang humanis dan partisipatif, yang menekankan bahwa setiap anggota staf harus berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi. Dr. Kaoru Ishikawa meninggal pada tahun 1989, tetapi warisan manajemen kualitasnya masih dihargai dan digunakan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun