Mohon tunggu...
Rino Oke
Rino Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang karyawan biasa

Hanya sekedar menuliskan dan menyampaikan pandangan-pandanganku, serta mengeluarkan apa yang terpikirkan di keluangan waktu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sadarkah Kita?

13 Agustus 2019   21:00 Diperbarui: 13 Agustus 2019   21:20 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pinterest.com/carolynmoragne

Rasanya..,
Tak ada satu manusia pun, yang sempat mencapai usia tua
Yang tak tercapai cita-citanya
Yang tak sampai pada keinginannya, di usia remaja
 
Jika mau jujur.. hai manusia yang sudah mulai menua, (pada diri kita sendiri..)
Kita tak akan dapat memungkiri
Keinginan itu, telah terpenuhi
Tuhan memberi apa yang kita ingini, tanpa dikurangi
 
Yang belum direalisasi
Hanya rasa syukur terhadap pemberian itu, dalam hati
Dan dalam praktek sehari-hari
Manusia, memang.., makhluk yang banyak lupa kepada rahmat Tuhan, Sang pemberi
 
وَكَانَ الْإِنْسَانُ كَفُورًا
"Dan, manusia itu senantiasa tidak berterima kasih (bersyukur)."
(QS. Al-Israa' : 67)
 
Dengan beranjaknya usia..
Keinginan cita-cita, terus dipompa
Sehingga yang dirasa olehnya, banyak keinginan tak bisa terlaksana
Ia pun lupa, bahwa keinginan awalnya telah jauh dilampauinya
 
Akibat lupa...
Serasa bahwa Allah, tidak berpihak kepadanya
Segala doa sia-sia..
Putus asa..
 
Putus asa yang berkelanjutan
Niscaya mencelakakan
Jika terbawa, sampai saat kematian
Dirinya akan dinilai telah mempetuhankan hawa nafsu, yang selalu dibisikan syaitan
 
Inilah jebakan syaitan dalam hidup
Sehingga tak pernah menyadari, bahwa usia dan kemampuan makin redup
Yang ada hanyalah nafsu, yang terus meletup
Meski terhadap dirinya.., timbunan tanah dan batu siap untuk menutup
 
Allah akan bertanya:
فَ
بِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 
Fabiayyi alaa irobbikuma tukadzibaan
"Nikmat Allah manakah yang telah anda dustakan.?"
 Yang ini dan yang itu, semua didustakan
Tak pernah berpikir, untuk menghaturkan syukur dan pujian

Kita selalu salah menilai
Kita lalai..
Andai kita sadar
Kita akan banyak beristighfar..

Tanpa nikmat-Nya, kita tiada..
Kita adalah hampa
Kita hanyalah sebutir debu di alam semesta
Kita bukan apa-apa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun