"Terima kasih kepada pemerintah Kab.Belu khususnya Bapak Bupati yang sudah membuka gerbang untuk Cakrawala NTT. Kondisi kita saat ini sangat memprihatinkan. Berdasarkan hasil data yang ada, Indeks Pembangunan Literasi Manusia NTT berada di angka 11,8 persen sedangkan tingkat minat membaca di NTT berada di tingkat angka 63. Belum lagi menulis. Bagaimana dengan Kab.Belu?? Saat ini yang sangat prihatin yakni Progres Pendaftar Calon Guru Penggerak Angkatan 8, 9, dan 10. Data per tanggal 22 Sepetember 2022, kandidat 294 orang  yang diajukan baru 4 orang. Kondisi ini betul-betul sangat memprihatinkan. Setelah ditelusuri ternyata Bapak/Ibu guru ini terkendala di penulisan esay ilmiah. Kita sekarang berada pada kondisi A Literasi, bisa baca tetapi tidak bisa membaca. Guru butuh pendampingan menulis bukan seminar menulis. Saat ini mari kita bergerak dari, oleh, dan untuk Rai Belu. NTT butuh sekian banyak hati yang peduli pendidikan."
Kegiatan dilanjutkan dengan pembagian ruang kelas A, B, dan C dengan anggota kurang lebih 45 orang didampingi para nara sumber Pak Ino, Pak Mario, Pak Egy, dan Pak Gusty untuk menulis artikel ilmiah populer. Masalah yang ditulis adalah masalah-masalah yang dilihat, dirasakan, dan dialami di sekolah khususnya dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Â Alur yang dituangkan pun sangat jelas, mulai dari gambaran masalah secara umum, masalah yang terjadi, mengapa masalah itu terjadi, apa yang dibuat untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan bagaimana hasilnya. Di akhir tulisan dibuatkan kesimpulan dan rekomendasi/harapan.
"Tulisan yang telah Bapak dan Ibu guru hasilkan  akan kami poles lagi, sebaik yang dapat kami lakukan. Kita berharap, semoga ketika karya-karya ini dibukukan, kita boleh menyambut dan membacanya dengan senyum yang bermekaran di wajah. Bahwa kita telah menulis, dan tulisan kita akan mengekalkan nama dan diri kita untuk generasi manusia sejak saat itu sampai sekian belas, puluh, ratus, bahkan mungkin abad yang akan datang. Verba volant, sed scripta manent.  Kata-kata yang diucapkan akan lekas menguap, tetapi tulisan tinggal tetap," ungkap kesan Pak Ino Sengkoen, S.Fil, pendamping kelas A.
 (Rinny Baki)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H