Berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak lengkap rasanya kalau tidak berkunjung ke Kota Pendidikan, yaitu Yogyakarta. Selain disebut kota pendidikan Yogyakara terkenal dengan kota akan budaya.
Seperti Taman Sari Yogyakarta, Taman Sari merupakan salah satu tempat wisata peninggalan Keraton Yogyakarta yang terletak di Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta. Taman sari adalaha sebuah bangunan bekas taman dari keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Taman ini di bangun pada jaman Sultan Hamengku Buwono I Â pada tahun 1758-1765/9. Taman ini memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan berupa gedung,bkolam pemandian,konon taman sari ini di bangung di bekas keraton lama sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri. gantung, kanal air, maupun danau buatan dan lorong bawah air.Â
Konon taman sari ini di bangundi bekas keraton lama sebagai tempat istirahat kereta kuda yangakan pergi ke Imogiri. Kompleks taman sari di bagi menjadi empat bagian yakni pada bagian pertama yaitu terdapat danau buatan yang terletak di sebelah barat. Kemudian di bagian kedua ada bangunan Pemandian Umbul Binangun yang terletak di sebelah selatan dananu buatan. Kemudian di bagian selanjutnya ada Pasarean Ledok Sari dan kolam Garjitawati yang terletak di sebelah selatan bagian kedua. Selanjutnya di bagian terakhir yaitu bagian ke empat ada pada sebelah timur bagian utama dan kedua dan berbentuk meluas ke arah timur sampai tenggara kompleks Magangan.
Untuk harga tiket masuk ke Taman Sari sendiri cukup terjangkau bagi para wisatawan, harga tiket masuk 5000 untuk wisatawan lokal, 15000 untuk wisatawan asing dan bagi para wisatawan yang membawa kamera di kenakan biaya tambahan 3000 per kamera. Kondisi terakhir saat mengunjungi Taman Sari membludak pengunjun. Meski begitu masih banyak pengunjung yang enggan memindai QR Code yang telah di sediakan. Pengelola Taman Sari selalu menghimbau pengunjung untuk memindai QR code guna untuk memudahkan proses tracking saat di temukan kasus Covid-19 di area destinasi wisata tersebut. Namun di samping itu justru masih banyak wisatawan yang meragukan keamanan QR Code tersebut, koordinator lapangan wisata taman sari mengaku menerima protes keras dari pengunjun, pengunjung masih khawatir akan keamanannya.Â
QR Code itu di sediakan dari pemerintah Kota Yogyakarta sejak destinasi wisata tersebut di buka. Dengan alat pindai itu wisatawan yang berkunjung ke Taman Sari harus mengunduh suatu aplikasi terlebih dahulu di ponselnya dan nantinya pengelola Taman Sari akan memindai QR Code yang muncul dari aplikasi tersebut. Dan pada saat saya berkunjung ke Taman Sari saya juga memindai QR Code tersebut guna mengikuti aturan bagi pengunjung taman sari sendiri.
Tak salah jika Taman Sari selalu ramai wisatawan yang berkunjung, terutama para fotografer dan anak muda serta wisatawan asing. Nuansa bangunan yang kokoh penuh akan bangunan tembok tembok yang menggambarkan suasana menjadi jaman sejarah membuat para wisatawan ingin selalu mengabadikan momen di tempat tersebut. Setiap sudut Taman Sari yang memberikan kesan dan arti yang berbeda beda berhasil membuat para wisatawan juga belajar akan sejarah. Tak jarang juga wisatawan melakukan foto prewedding maupun keperluan lainya. Bagi para wisatawan yang senang akan sejarah Taman Sari adalah destinasi wisata yang pas bagi mereka.
Saya sangat menikmati nuansa yang saya lihat saat berkunjung ke taman sari, tak lupa juga saya selalu mengambil momen di setiap sudut yang di berikan dari tempat ini. Ada bagian yang menurut saya paling unik disini, yakni terdapat pemandian pemandian yang berbeda beda bagian, yang tentunya juga berbeda makna menurut sejarahnya mungkin. Namun tempat tersebut lumayan menjadi pusat perhatian bagi para pengunjung Taman Sari, begitupun saya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H