Mohon tunggu...
Rinne Adhinne
Rinne Adhinne Mohon Tunggu... -

im different and wanna be like that..always

Selanjutnya

Tutup

Nature

Balikpapan Berkebun

2 Desember 2013   14:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:25 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13859689221553597343

keikutsertaan suami saya di balikpapan berkebun yang mengawali saya tertarik untuk berkebun. bahkan sebelum kami menikah, suami saya aktif di balikpapan berkebun. tidak hanya di balikpapan berkebun, namun suami saya bisa dibilang aktivis dalam tiap komunitas. tepatnya ia dan kelima temannya, dalam tiap komunitas selalu ada namanya dan lima temannnya yaitu randi, laha, hadi, hari, dan bejo. mulai dari akademi berbagi, balikpapan berkebun hingga komunitas rombong sinema. belum lagi komunitas bangsaku yang baru saja launching.proud of you hun

sekian prolog tulisan ini, karena bila dilanjutkan suami saya bisa kejedut langit-langit rumah hihihi.. kamis 28 november hingga 1 desember 2013 kemaren, balikpapan mengadakan pekan raya balikpapan di dome. saya sebagai newcomer di kota minyak ini, merasa tersanjung terlibat dalam kegiatan ini. saya sebagai penjaga stand (hemmm kata penjaga kurang tepat sepertinya) pemberi informasi tepatnya mengenai balikpapan berkebun. Bisa dicek ke web indonesia berkebun, komunitas ini ada di kurang lebih 40 kota di Indonesia. seperti namanya komunitas ini memang bagi yang hobi, ingin memulai, penggiat atau sekedar coba2 berkebun pun boleh ikut serta. para pembaca yang di balikpapan bisa ikut group balikpapan berkebun bila ingin tahu lebih lengkap. komunitas ini murni volunteer, tidak ada seorang pun yang dibayar dan tidak ada LSM di belakangnya. pertama kali bergabung di komunitas ini karena suami saya sudah aktif duluan. saya kagum sekali dengan teman-teman di komunitas berkebun yang dalam kesibukannya masih sempat untuk berkomunitas, bergerak untuk satu perubahan kecil. menurut saya , ini adalah satu langkah nyata untuk menolak ketergantungan dengan pasar. bagaimana tidak di saat ibu rumah tangga menjerit karena bawang merah melambung, cabe naik semua itu terselesaikan dengan berkebun. menyebar bibit di pekarangan sendiri, menuainya di saat ingin masak. di rumah saya mulai dari sawi, pakcoy, kemangi, bawang merah, daun bawang, pepaya, singkong, cabe rawit, cabe toraja, cabe hijau, terong, jeruk purut, daun jeruk, buah naga hingga lady finger alhamdulillah sudah ada di  kebun rumah. bila ingin dadar telor , sudah ada daun bawang yang segar. bila ingin tumis sawi atau masak bakso, tinggal petik sawi di kebun rumah. masih segar dan bebas pestisida. nyambel sudah ada cabe nya. ini kegiatan yang mengasyikkan sekali menurut saya awalnya ketika saya menyebar biji2 melon, dua minggu kemudian tumbuh tumbuhan merambat beserta bunganya......amazing saya baru kali itu melihat bunga melon,  kemudian dua minggu kemudian muncul buah nya.aku punya melon horeeee. meskipun tidak  tumbuh besar namun kejadian itu membuat saya semakin tertarik dengan berkebun, tepatnya menyebar biji2an di kebun rumah. dan suami saya yang merawatnya. suami saya spesialis mencabuti rumput di halaman sekaligus menyortir tumbuhan apa yang hidup dari biji2 yang saya buang. hihihi kemudian suatu hari saya diberitahu suami, bahwa komunitas balikpapan berkebun mau berkebun di rumah. waaaah seneeeeng banget, karena mereka mau membuat model verticulture. seperti yang terlihat di foto, yakni pipa yang dibolongi sehingga dalam satu pipa bisa untuk banyak tempat untuk bercocok tanam. satu bolongan  pipa itu untuk 1-2 bibit saja. hingga menjelang sore jadi juga verticulture. di akhir sesi seperti biasa kami bertukar bibit untuk ditanam di kebun masing2. komunitas ini terdiri dari beraneka profesi bahkan anak sma pun ikut namun tidak ada satu pun yang basicnya pertanian. jadi dimana ada kemauan berkebun, pasti bisa....horeeee kamis 28 desember hingga 1 desember kami, stand balikpapan berkebun mendapat sambutan yang sangat meriah di Pekan Raya Balikpapan (PRB). semua orang yang bertandang, terkagum2 dengan model hidroponik yang kami buat dan juga verticulture. kereeeen. penolakan yang dinyatakan oleh beberapa orang klasik menurut saya, tidak punya waktu, nanam tapi mati terus, gak bakat, gak ada lahannya. ah tapi bila dibandingkan dengan keuntungan yang diterima. gak ada bandingannya. ibarat nya kita punya pasar sayur sendiri yang gratis, yang bisa dibagikan juga ke tetangga, yang masih segar, yang hanya dibutuhkan saja diambil jadi gak ada yang terbuang percuma. siiip kan.. randi, ketua komunitas balikpapan berkebun langsung turun tangan untuk menjelaskan kepada pengunjung yang datang. bila tidak punya waktu, gunakan hidroponik. mudah sekali hanya dengan menggunakan botol bekas saja. bila lahannya sempit bisa menggunakan pipa2 bekas untuk verticulture. bila mati terus, nah join deh ke group balikpapan berkebun di facebook. kita saling sharing mengenai berkebun. menurut saya kadang kalo berkebun sendirian gak semangat, tapi kalo berkebunnya rame2 trus diakhiri dengan makan siang gratis bareng. sapa yang nolak hahaha join yuk di kota masing-masing o ya kegiatan ini terbuka mulai dari anak2 paud hingga lansia. berani kotor itu baik (mengutip iklan tapi tidak mempromosikan lho ya). bila biasanya ibu2 melarang anak2nya main tanah, tapi di kegiatan ini kami mengajak mereka untuk bermain dengan tanah, bagaimana caranya menanam dan merawatnya. bahwa manusia diciptakan untuk menjadi rahmat bagi semesta termasuk tumbuhan. bahwa kasih sayang berlaku untuk semua ciptaanNya, meskipun tumbuhan tidak bisa bersuara untuk mengucapkan terimakasih. saya pernah membaca berkebun adalah hobi yang dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung.. woowww entah bagaimana tapi saya percaya itu, karena ini kegiatan yang menyenangkan endorfin berkuasa penuh. bagi saya ibu rumah tangga, berkebun adalah tindakan nyata untuk perekonomian dapur, silaturahmi dengan tetangga dan lingkungan sekitar, serta untuk generasi saya yang lebih sehat dan lebih baik.. yuk markibun...mari kita berkebun salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun