Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Artis dan Narkoba, Sisi Lain di Balik Popularitas

21 Juni 2024   16:11 Diperbarui: 24 Juni 2024   02:56 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecanduan narkoba. (Sumber: SHUTTERSTOCK/chairoij via kompas.com)

Uang berlimpah bisa membeli apapun, termasuk kesenangan yang terlarang. Termasuk akses mudah terhadap narkoba, yang bisa menjadi godaan tambahan, atau memancing pihak lain menceburkan mereka ke dalam narkoba karena adanya kekayaan yang berlebih.

Lainnya, tentu saja juga berkaitan dengan masalah pribadi dan emosional, karena beberapa kasus artis terjerumus narkoba sebagai cara untuk mengatasi masalah pribadi atau emosional yang mendalam, seperti depresi, kecemasan, atau rasa tidak aman. Penggunaan narkoba bisa menjadi mekanisme penenang sementara atau pelarian dari masalah yang tidak terselesaikan.

Faktor lingkungan para selebriti juga bisa menjadi pancingan masuk ke dalam dunia narkoba. Teman sesama artis yang menjadi pengguna, intensitas pertemuan bisa menjadi jalan masuk. 

Dari pesta bersama, berakhir pada konsumsi narkoba beramai-ramai. Apalagi jika jenis narkobanya sejenis ekstasi yang "mungkin" dikalangan artis dianggap tidak berat dibandingkan putaw, mariyuana--ganja.

Saya pikir kebahagiaan datang dari kesempatan untuk mencoba menjadi yang terbaik yang bisa Anda lakukan. Tidak ada yang bisa lebih baik daripada itu--Robin Williams

Sisi Lain Kehidupan di Balik Popularitas

Kesepian adalah sesuatu yang sangat aneh. Bila kita menjadi terkenal, orang-orang ingin bersama kita, tetapi benar-benar kita menjadi lebih sendirian dari sebelumnya--Marilyn Monroe

Memang menjadi dilematis ketika seorang publik figur seperti artis terjerat narkoba. Disatu sisi bisa menjadi pembelajaran, namun disisi lain juga bisa menjadi stimulan para penggemar fanatik untuk ikutan mencoba. 

Padahal alasan seorang artis memakai narkoba bisa jadi karena stres dan depresi. Namun penggemarnya mungkin melihatnya sebagai sesuatu lain--semacam fanatisme ikutan sebagai fans. Meskipun ini jelas-jelas salah. Bisa jadi karena persepsi terhadap kebebasan yang menjadi ukurannya. 

Penggunaan narkoba oleh artis terkadang bisa dilihat sebagai simbol kebebasan atau eksperimen dalam budaya populer. Beberapa penggemar mungkin menganggap bahwa meniru perilaku tersebut dapat menunjukkan bahwa mereka juga modern atau mengikuti tren tertentu.

Media sosial dan budaya populer juga bisa menjadi stimulan yang memperkuat gagasan yang mempengaruhi cara pandang penggemar terhadap perilaku tertentu dari para artis. Bahkan artis idolanya depresi saja para fans fanatik bisa ikutan depresi!.

Sebagian remaja atau penggemar artis mungkin tak bisa membedakan antara realitas dan kehidupan semu para artis di media atau panggung. Mungkin tak terbayangkan jika seorang K-Pop idola dengan jutaan follower di medsos, kehidupan glamor, cantik, populer tiba-tiba diberitakan bunuh diri. Apa yang menyebabkan ia melakukannya, uang--kekayaan?, popularitas?. kehidupan pribadi?. kepribadian?, semuanya sulit ditebak.

John Lenon, siapa yang tak mengenalnya. Bahkan lintas generasi pernah mendengarkan lagu-lagunya, paling tidak pernah mendengar namanya. Ia juga mengalami masa-masa sulit dalam kejayaannnya yang luar biasa.

John Lennon saja pernah mengungkapkan dalam wawancaranya tentang bagaimana ketenaran bisa menjadi sesuatu yang membatasi dan membebani, meskipun ia menghargai pengaruhnya untuk menyampaikan pesan-pesan sosial dan politik. 

Ia juga mengalami periode sulit dalam karier musiknya, terutama setelah pembubaran The Beatles, saat ia mencoba menemukan identitas musikalnya yang baru dan menghadapi kritik yang keras. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun