Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tak Sukses Dalam Hidup, Apakah Kita Sedang Melakukan Produktivitas Palsu?

13 Mei 2024   23:25 Diperbarui: 16 Mei 2024   00:04 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pusing dan stres bekerja keras | sumber gambar unsplash

Masih ingat dengan kisah dongeng Folklor Tangkuban Perahu? Begitu Sangkuriang menyanggupi permintaan Dayang Sumbi untuk membuat danau dan perahu dalam satu malam, ia mengerahkan semua mahluk gaib untuk membantunya. Dan dalam sekejap, semuanya bisa diselesaikan. Meskipun akhirnya tetap gagal karena kecerdikan Dayang Sumbi. 

Nah, bisa mengerjakan pekerjaan yang luar biasa banyak hanya sekejap, jelas itu mustahil, dan hanya bisa terjadi dalam kisah dongeng seperti Dongeng Tangkuban Perahu (karya Bujangga Manik--abad 15, dalam bahasa Sunda kuni yang versi aslinya masih tersimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris).

Bagaimana dengan kita yang punya begitu banyak tugas, merasa sudah mencicilnya setiap hari sampai harus begadang dan lupa makan, bahkan hingga sakit tipes, tapi hasilnya ternyata tak optimal?

Lagi-lagi,ternyata tak sedikit orang terjebak fake productivity alias produktivitas palsu, tapi tak menyadari jika sudah merasa super sibuk tapi hasilnya tetap begitu-begitu saja.

Saya bahkan kadang-kadang berpikir, barangkali dalam kehidupan kita yang kompleks pun sebenarnya kita juga pernah, atau sedang melakukan tindakan fake productivity. 

Seorang pegiat UMKM yang hebat | sumber gambar UMKM Kompas
Seorang pegiat UMKM yang hebat | sumber gambar UMKM Kompas

Sehingga kesuksesan kita berjalan lambat, atau kita selalu merasa telah bekerja keras namun rezekinya tak pernah bisa terkumpul sesuai harapan. Tentunya setelah kita berikhtiar dan berdoa sebagai intinya.

Apanya yang salah? Apakah hanya orang tertentu yang tidak terjebak produktivitas palsu? Apakah orang perfeksionis termasuk jenis orang yang gampang terjebak produktivitas palsu, karena ia lebih memilih mengurus detail pekerjaannya, daripada substansi hasilnya? Dan apakah kita telah salah merencanakan hidup kita?

Ilustrasi seorang bekerje keras dan cerdas | sumber gambar islampos.com
Ilustrasi seorang bekerje keras dan cerdas | sumber gambar islampos.com

Banyak yang Tak Menyadari Produktivitas Palsu

Bahwa ada sebagian dari kita mengalami produktivitas palsu, sebenarnya bukan tak bisa mengatasi, tapi lebih karena ia tak menyadari kesalahan apa yang telah dilakukan, bahkan tak mengetahui dimana titik kesalahannya.

Bayangkan, kita bekerja sejak pagi hari hingga petang, dengan rutinitas yang sama. Atau, kita merasa telah bekerja dengan luar biasa, namun hasilnya seperti "menguap" entah kemana. 

Seperti kata para pakar kita mungkin harus "memanajemeni diri kita sendiri". Mengatur pola hidup yang lebih baik, dalam semua hal, termasuk modalitas tenaga, waktu dan materi (uang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun