Aceh.
Negara kita punya 17.001 pulau. Lebih dari itu tercatat ada lebih dari 5.300 ragam makanan asli Indonesia. Dan salah satunya yang unik ada diSaat ramadan tiba, Peunayong--pasar tertua di Aceh sejak era Kesultanan Iskandar Muda juga menjadi bukti bagaimana kuliner-kuliner "tua" resep indatu (nenek moyang) disajikan secara spesial.
Berbaur diantara ratusan jenis makanan di meja para penjaja makanan berbuka puasa atau takjil. Bahkan kuliner juga menjadi penyatu keragaman budaya.Â
Selama ramadan, bukan hanya masyarakat Aceh yang sibuk berburu takjil, bahkan mayoritas warga keturunan yang tinggal di pusat niaga Peunayong dan seantero Aceh tak cuma jadi penjual jajanan takjil, tapi juga jadi pembelinya.
Warga keturunan telah lama berbaur, sehingga lidah mereka tidak asing lagi dengan kuliner Aceh yang penuh rempah, termasuk kuah beulangong, kuah pliek, termasuk ie bu peudah. Mereka mengetahui khasiatnya untuk kesehatan. Apalagi warga keturunan dikenal sangat peduli dengan ilmu pengobatan timur dan rempah yang menyehatkan.
Bahkan tetangga saya yang warga keturunan juga bisa masak makanan Aceh yang rasanya luar biasa enak.
Nah, jika warga peranakan menjual kue khas seperti mochi, atau dawet dengan sekoteng, di arena takjil war juga muncul beragam makanan khas yang hanya ada selama bulan ramadan dan juga menjadi "buruan" mereka.
Mulai dari lemang bambu, lengkap dengan tape ketan hitam dan selai srikaya (mirip selai samahani) yang asli tanpa pengawet.Â
Selai Samahani adalah salah satu makan khas yang dapat dijumpai di Aceh. Selai Samahani terbuat dari adonan santan, telur, gula dan maizena. Keunikan Selai Samahani tidak dilakukan penambahan pengawet di dalamnya sehingga para produsen Selai Samahani tidak memproduksinya secara komersil.Â
Setiap kali mengunjungi putera saya yang sedang mengaji di pesantren, saya selalu sempatkan membeli roti srikaya untuk bawaan, dan santapan ringan saat di perjalanan. Karena bahan bakunya yang alami, rasanya menjadi luar biasa.
Sedangkan Lemang adalah panganan yang terbuat dari beras ketan putih yang dimasak dengan cetakan bambu sebagai wadahnya dan dibakar dengan menggunakan kayu bakar dan sering menjadi takjil saat berbuka puasa.Â
Proses pembuatan lemang ini pun tergolong mudah, dengan berbahan dasar beras ketan putih yang pulen, lalu ditambah rendaman santan kental dari kelapa tua dan diberi taburan sedikit garam, ketan siap dimasukkan ke dalam cetakan bambu yang telah dialasi daun pisang dan siap untuk dibakar.Â
Harumnya santan yang mendidih dipermukaan bambu, bercampur dengan aroma dari daun pisang, menggugah selera bagi yang berpuasa.