Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menikmati Debat Capres Sebagai Acara Hiburan Politik

26 Januari 2024   11:04 Diperbarui: 28 Januari 2024   20:03 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana debat putaran keempat cawapres beradu gagasan sumber gambar antaranews.com

Dan ternyata responnya dari jawaban justru lebih "seru" lagi dengan bermain pantomim, untuk membalas lawan debat bahwa "jawaban itu sama sekali tidak jelas". 

Sampai disini saya tak mau berkomentar lagi, karena saya pikir semua akan kembali menjadi konten baru di medsos. Dan benar, tak lama debat usai, aksi teateratikal pantomim itu merajai konten di medsos, sebuah kampanye gratis yang menarik. 

Sehingga di debat berikutnya yang terakhir apa perlu disarankan agar capres membuat gimmick baru agar ramai di medsos?.

Intinya adalah bahwa sebagai pemilih yang cerdas tadinya kita berharap akan mendapat pencerahan dari debat capres-cawapres. Mendapatkan jawaban visi dan misi yang kongkrit tentang banyak isu.

Ternyata sebaliknya ini hanya menjadi sebuah kampanye belaka, seperti sebuah infoteinment. Barangkali debat ini memang dimaksudkan sebagai "infotainment politik" agar kita tak pusing terus dengan urusan politik yang bikin pusing.

Jadilah Netizen Pemilih dan Pemilah!

Saran terbaik dari seorang pakar komunikasi, tetaplah menjadi netizen yang cerdas, menjadi pemilih dan pemilah informasi yang baik, tak harus pintar.

Terutama ketika memahami masalah, apalagi di tahun politik ketika begitu banyak influncer, pendukung masing-masing paslon bertindak tidak objektif memberikan penilaian pada masing-masing paslon capres-cawapres demi bisa merebut hati publik dan memenangkan pemilu.

Tetaplah berpartisipasi dalam pemilu 2024 apapun jadinya nantinya, akan lebih baik memilih dripada jatah pilihan diambil orang lain. "Soal siapa presidennya, pasti sudah Tuhan atur, tinggal dijalani dengan ikhlas",  begitu pesan emak saya kalau bicara soal politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun