"Buang aja di kebun samping, kan kosong belum ada yang tinggal". "Lempar aja keluar, bikin kotor mobil aja!". Â "Udah buang aja bungkus permennya, ngapain di kantongin!, kan cuma bungkus permen!".
Membuang sampah tak boleh sembarangan, harus dibuang pada tempatnya, kalau perlu dipilah, rasanya sebagian besar kita tahu soal itu. Tapi bagaimana prakteknya?. Tunggu dulu.Â
Mungkin ada sebagian kita yang menganggap kejadian diatas, membuang sampah dari halaman rumah kita, meskipun cuma rumput ke halaman rumah tetangga (meski kosong) adalah hal biasa. Padahal sejatinya itu juga datang dari pikiran kita yang keliru memahami soal kebersihan atau memang tak peduli soal dimana sampah semestinya harus dibuang.
Pola pikir yang menganggap bahwa rumah milik sendiri harus bersih dari sampah, sampah tak boleh ada di dalam atau disekitar rumah, sedangkan di luar, itu kan urusan masing-masing orang, tergantung kesadaran masing-masing.
Ini adalah bibit NIMBY, "Not in my back yard", maksudnya?.
Ketika kita berpikir bahwa hanya halaman rumah kita yang mesti kita pedulikan, sementara yang lainnya bukan urusan kita adalah gejala NIMBY. Gejala ketika kita menganggap bahwa tanggung jawab kita mengurus sampah selesai hanya pada lingkungan kita sendiri, hanya pada diri sendiri.
Kesadaran yang "cuek bebek" terhadap lingkungan ini  sangat buruk dalam usaha kita membangun kesadaran bersama mengatasi sampah, kebersihan lingkungan dan kelestarian lingkungan dalam kaitannya yang lebih besar.
Maka tak heran, jika kita masih melihat orang dengan seenaknya membuang sampah dari mobil dengan alasan tempat membuang sampahnya adalah pinggir jalan tol yang kosong tak ada perumahan. Tapi, benarkah begitu?.
Pernah lihat sebuah iklan di tivi, ketika seorang pengendara mobil membuang sampah plastik itu melayang terbang entah kemana, hingga suatu saat kembali menghantam mukanya saat ia sedang berkendara.
Iklan itu merupakan sebuah ejekan satir tentang seseorang yang membuang sampah sembarangan, dan pada akhirnya sampah itu "kembali" lagi padanya.
Kembalinya sampah bisa dimaknai sebagai "dampak" yang bisa rasakan di kemudian hari setelah sampah itu dibuang, tapi juga tak salah jika dimaknai seperti apa yang kita lihat di iklan, langsung kembali ke si pembuang sampah dan mengenai mukanya.
Benarkah Kita Sebenarnya NIMBYÂ