Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

e-KTP Diganti IKD, Bagaimana Masyarakat Kelas Bawah Tanpa Gadget Mengaksesnya?

11 Desember 2023   06:55 Diperbarui: 13 Desember 2023   16:04 3674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Target pertama hingga tahun 2023 adalah 50 juta pengguna yang akan menjadi target peralihan e-KTP fisik ke Identitas Kependudukan Digital (IKD).

Namun pemerintah juga harus mempertimbangkan solusi tentang perangkat yang akan digunakan oleh masyarakat sebagai syarat bisa mengakses IKD tersebut. 

Apakah ada alternatif yang bisa memudahkan, mengingat secara ekonomi tak semua masyarakat Indonesia memiliki akses ke internet apalagi punya HP bersistem operasi android  versi 7.1.

Sehingga kemungkinan akan bisa memicu berbagai reaksi. Mengingat sebelumnya integrasi NIK KTP dengan NPWP juga menciptakan perdebatan dan kekhawatiran terkait privasi dan keamanan data. 

Dan kali ini akan bertambah dengan akses internet yang tidak semua tempat, apalagi terpencil bisa mengaksesnya.

Tentang akses yang kemungkinan bisa bermasalah pemerintah tentu harus belajar dari kasus peralihan televisi analog ke digital yang juga tidak mudah, karena butuh alat bantu.

Memang berdasarkan hasil survei penggunaan TIK di Indonesia menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia sudah punya smartphone. 

Jumlahnya hampir mencapai 2/3 dari total masyarakat Indonesia atau dua kali lipat dibandingkan dengan yang tidak punya smartphone. 

Hasil survei juga menunjukkan bahwa masyarakat urban lebih banyak yang punya smartphone dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. 

Tapi jumlah penetrasi smartphone di pedesaan juga sudah mencapai lebih dari 50,39% dari total masyarakat pedesaan. Artinya meskipun tinggal di desa, masyarakat Indonesia masih bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada.

Dan hasil survei lainnya menunjukkan bahwa masyarakat rentang usia 20 – 29 tahun adalah kelompok usia dengan tingkat penetrasi smartphone yang paling tinggi (75,95%). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun