Lakukan Relaksasi Otot; Â tentu saja ini harus kita lakukan, karena ketika marah selruh otot mengejang. Teknik ini sebagai relaksasi. Lakukan peregangan berbagai kelompok otot pada tubuh dan kendurkan perlahan-lahan dengan membuang napas.
Tenangkan Diri sendiri;Â pikirkan sesuatu yang bisa membuat tenang dan fokus kembali dengan memilih kata seperti "tenang saja", dan "Aku akan baik-baik saja", atau seperti dalam sebuah film detektif yang konyol ada yang menghembuskan nafas dengan menyebut whossaah!.
Dengarkan Musik; juga bisa menjadi terapi yang baik. Biarkan musik membawa pergi emosi Anda dan membuat Anda menjadi lebih tenang.
Dengan banyak teknik tersebut bisa membantu kita dan anak-anak mengendalikan amarah. Teknik tersebut juga dapat dipraktekkan atau diuji cobakan pada anak-anak, agar secara perlahan mereka belajar bagaimana mengelola amarahnya. Sehingga bisa bermanfaat ketika mengalami langsung kejadian dan mencoba mempraktikannya.
Siapa Orang yang Paling Kuat?
Kata orang bijak, orang yang paling kuat bukan karena tubuhnya paling besar dan paling pemberani, tapi yang paling kuat justru yang dapat mengendalikan amarah dan emonsinya.
Hanya saja, ada waktunya kita juga harus bertindak proporsional, jangan juga menjadi bystander ketika melihat orang lain dianiaya, atau hanya diam membeku ketika mengalami kekerasan terus menerus.
Inilah yang harus kita ajarkan kepada anak-anak. termasuk dalam kasus ketika anak-anak mengalami kekerasan atau pelecehan seksual, selain ia harus paham apa yang boleh dan tidak boleh, ia juga tahu caranya bertindak, minimal dengan memberontak atau berteriak jika mengalami kekerasan.
Pada sebagian kasus, cara ini bisa membuat si pelaku merasa sungkan dan menahan diri dari tindkan jahat lanjutan. Kemarahan, jika bisa kita kelola dengan baik dapat menjadi motivasi yang positif.
Mungkin banyak dari kita harus belajar menjadi "orang kuat", meski harus sanggup menahan amarahnya sendiri, betapapun sulitnya. Tapi patut dicoba bahkan sejak kanak-akank, agar mereka terbiasa untuk bisa mengendalikan diri dan amarahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H