1. Orang Berharta dan Memperlihatkan Hartanya
  Orang seperti ini biasanya bergaya hidup mewah. Untungnya, perilaku ini masih sesuai dengan penghasilannya sehingga secara finansial tidak terlalu bermasalah. Namun, ia bisa menjadi hina jika bersikap sombong dan merendahkan orang lain yang dianggap tidak selevel dengannya, apalagi jika bersikap kikir dan tidak mau membayar zakat atau mengeluarkan sedekah. Sebaliknya, kemuliaannya akan terangkat jika ia rendah hati dan dermawan.
2. Orang yang Tidak Berharta Banyak, tetapi Ingin Kelihatan Berharta
  Gaya hidup mewah sebenarnya di luar kemampuannya, namun ia ingin selalu tampil lebih daripada kenyataan. Tidaklah aneh bila keadaan finansialnya "lebih besar pasak daripada tiang". Orang seperti ini tahu seni menyiksa diri; hidupnya amat menderita, dan tentu saja ia menjadi hina dan bahkan menjadi bahan tertawaan orang lain yang mengetahui kebenarannya.
3. Orang yang Berharta tetapi Berhasil Hidup Bersahaja
  Orang seperti ini tidak terlalu rumit dalam menjalani hidup karena tidak tersiksa oleh keinginan, tidak ruwet oleh pujian dan penilaian orang lain, dan kebutuhan hidupnya pun sederhana. Dia akan hina jika menjadi beban dengan menjadi peminta-minta yang tidak tahu diri. Namun, tetap berpeluang menjadi mulia jika sangat menjaga kehormatan dirinya dengan tidak berharap dikasihani, tidak menunjukkan kemiskinannya, tegar, dan memiliki harga diri.
4. Orang yang Berharta tetapi Hidup Bersahaja
  Orang ini mulia dan memiliki keutamaan. Dia mampu membeli apapun yang dia inginkan, namun berhasil menahan dirinya untuk hidup seperlunya. Dampaknya, hidupnya tidak berbiaya tinggi, tidak menjadi bahan iri dengki orang lain, dan tertutup peluang menjadi sombong serta takabur. Yang lebih menawan, ia akan menjadi contoh kebaikan bagi orang lain. Memang aneh tapi nyata jika orang yang berkecukupan harta mampu hidup bersahaja (tentu tanpa kikir). Sungguh, ia akan mempunyai pesona kemuliaan tersendiri. Pribadinya lebih kaya dan lebih berharga dibandingkan seluruh harta yang dimilikinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H