Kini  kabar harga mi instan naik, sedang menerpa Indonesia. Tidak tanggung-tanggung lagi, harga mi instan naik menjadi 3x harga semula.  Katanya ... merupakan dampak perang Rusia-Ukraina. Adanya larangan mengekspor  gandum terhadap Ukraina oleh Rusia.Â
Sebenarnya sudah sejak lama kabar miring juga menerpa mi instan buatan Indonesia sebagai makanan kurang sehat.Â
Bahan pengawet yang memicu kanker.
Bumbu halus yang mengandung msg, tidak baik untuk dikonsumsi terlalu sering.
Tetapi ... tetapi ... sungguh komposisi bumbu yang manghasilkan rasa enak tidak pernah cemplang, dengan mudah mengusir kabar miring.Â
Lalu bagaimana dengan harga mi instan naik, yang kabarnya menjadi 3× harga semula.
Ah ... itu kabar dari Menteri Pertanian, sedangkan Menteri Perdagangan sudah menyangkalnya.
Andaikan tetap, harga mi instan naik. Masing-masing orang tentu akan memilih jalan yang berbeda-beda.
Dengan membagi 1 porsi menjadi 3 bagian. Kalau biasanya dalam sebuah keluarga yang tediri dari 3 orang, masing-masing orang menikmati satu porsi mi instan. Nantinya harus nerimo, Â seluruh keluarga cukup menikmati satu porsi mi instan. Apa susahnya berbagi, bukankah dalam budaya Jawa ada pepatah "Mangan Ora Mangan Ngumpul". Ini mendingan, masing-masing masih makan 1/3 porsi mi instan dan ngumpul sekeluarga.
Untuk sarapan di Bandung, mi instan bisa diganti dengan surabi Bandung. Harga 1 bungkus mi instan harganya Rp 3500#. Â Harga 1 surabi Bandung harganya Rp 5000. Mi instan masih harus dimasak dan ditambahkan telur. Sedangkan surabi sudah tinggal dinikmati, lengkap dengan taburan oncom yang mengandung protein dan sangat enak.
Dengan menanam pohon singkong di sebuah sudut halaman rumah. Nah ... yang ini murah dan enak sekali. Memang ada sedikit kerepotan, tidak instan lagi. Harus mencabut, mengupas, mencuci singkongnya. Selanjutnya baru mengukus atau menggoreng. Aku senang menikmati singkong kukus atau goreng dengan pecel, yang bumbu kacangnya mengandung protein dan sayurannya mengandung serat.
Sesuai budaya dan alam Indonesia, masih banyak cara menikmati makanan setingkat mi instan. Sekali pun harganya naik, bikin pusing tujuh keliling .Â
Bumi Matkita,
Bandung, 13/08/2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H