Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Roti Sumbu dari Indonesia

8 Agustus 2022   21:24 Diperbarui: 8 Agustus 2022   21:37 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: MaxPixel

Istana kerajaan Boko berdiri di atas hamparan emas padat. Rajanya gagah perkasa dan bijaksana. Rakyatnya sangat cinta kepada Raja Dindro yang memimpin Kerajaan Boko dengan adil. Katanya di samping pria hebat selalu ada wanita cerdas. Apakah benar Ratu Dindra yang mendampinginya merupakan wanita cerdas? Ratu Dindra meminta kepada suaminya untuk mengimpor roti sumbu dari negeri Indonesia. Kemudian memerintahkan rakyatnya untuk mengonsumsinya. Rakyatnya melihat ada sumbu pada roti, takut menyalakan api di sekitar roti tersebut. Hal ini membuat rakyat tidak merokok, dan menjadi sehat. Rakyat makin menyenangi roti sumbu dari Indonesia. Ratu Dindra meminta Raja Dindro memproduksi sendiri roti sumbu. Raja Dindro meminta Ratu Dindra menghubungi sahabatnya Utari dari Indonesia untuk mengirim ahlinya. "Oalah, itu kan singkong," kata sahabatnya, "Banyak sekali ahli singkong di sini."

Raja Dindro sangat terkesan kepada kecerdasan istrinya Ratu Dindra, yang membuat rakyatnya sangat menggemari singkong. Singkong adalah makanan yang berasal dari umbi tanaman yang nama latinnya "Manihot Utilius". Tanaman ini banyak tumbuh di kebun-kebun di Indonesia. Ada perkebunan yang mengolah secara besar-besaran. Ada pula rakyat yang mengolah untuk sekedar mengisi kebun-kebun kosong agar bermanfaat. Pada awalnya para pengolah kebun singkong mengambil singkong terutama umbinya yang mengandung tepung. Mereka menjualnya sebagai tepung tapioka, untuk membuat berbagai penganan. Tetapi ... Utari memproduksi panganan singkong tanpa melalui proses pangolahan menjadi tepung. Dia hanya mengukus, memperlakukan sebagai roti dengan menaburkan serbuk keju di kafe "Utari". Setelah merasakan pengalaman penjualan yang laku keras, Utari meengembangkan singkongnya menjadi "roti sumbu". Dia merendam umbi singkong baru yang telah dikupas dengan campuran ulegan bawang putih dan garam, lalu mengukusnya. Setelah melalui proses pengeringan dengan mesin, dia membungkus singkong tersebut secara kedap udara. Dengan proses yang steril pruduk singkongnya di dalam lemari pendingin bisa tahan selama 4 bulan, di luar bisa tahan selama 14 hari.  

Roti sumbu "Utari" menjadi terkenal di mana-mana. Utari memberanikan diri menawarkan kepada sahabat pada masa SMP, yang kini sudah dipersunting Raja Dindro dari kerajaan Boko. Ratu Dindra berhasil meminta suaminya untuk mengimpor roti sumbu "Utari", dari Indonesia. Juru masak kerajaan menggunakan roti sumbu "Utari" sebagai makanan pokok mengandung karbohidrat, yang melengkapi stik ala Kerajaan Boko. Rakyatnya yang ingin menikmati makanan ala keluarga kerajaan ikut-ikut mengolah roti sumbu. Tentu saja tidak selalu untuk melengkapi stik. Seperti di Indonesia daging sapi dan ayam di Kerajaan Boko juga harganya cukup mahal. Tetapi untuk penganan jajanan roti sumbu "Utari" juga masih terlalu mahal harganya. Ratu Dindra ingin tahu cara membuatnya. Suaminya Raja Dindro meminta istrinya Ratu Dindra menghubungi sahabatnya untuk mendatangkan seorang ahli dari Indonesia. Dan ... Utari sahabatnya bersedia mengirim bibit singkong dan beberapa petani singkong untuk memulai menanam Singkong di kerajaan Boko. Pada musim tanam berikutnya rakyat Boko sudah bisa menanam sendiri. Rakyan menjadi lebih sehat dan lebih cinta terhadap Raja Dindro dan Ratu Dindra. Istana yang berdiri di atas hamparan emas padat, kini semakin asri dengan kebun singkong yang tumbuh subur hampir deseluruh negeri Boko. 

Cerita ini merupakan cerpen yang tidak sebenar-benarnya terjadi. 

Terima kasih, 

Salam hangat, 

Rini DST

Bumi Matkita,

Bandung, 08/08/2022.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun