"Ya mbok, ati-ati dicegat genderuwo penjaga pohon beringin di tikungan kampung baru."
Waduh, le Badu kok nakut-nakuti to," kata simbok.
Le Badu malahan menaikkan sarungnya, supaya tidak kedinginan pada malam yang yang semakin kelam.Â
Perumahan PG terdiri dari 3 bagian utama, yang terdiri dari rumah-rumah loji. Dikenal dengan nama Kampung Cemara--Pinggir Rel Sepur--Kampung Baru.  Sekitarnya banyak rumah-rumah kampung. Kebanyakan penghuninya saling kenal. Mereka kebanyakan juga bekerja di rumah loji, yang perempuan menjadi pembantu rumah tangga, koki atau pengasuh bayi. Sedangkan yang laki-laki jadi tukang kebun. Simbok dan orang-orang yang kerja di loji  sering disebut atau menyebut diri sendiri tiang wingking, orang yang posisinya di belakang.
Sesudah belokan yang ada gardu, simbok akan melewati rumah-rumah loji  Pinggir Rel Sepur.Â
Dulu simbok pernah kerja di rumah non Rosin, yang tinggal di salah satu rumah loji Pinggir Rel Sepur. Sekarang orang tua non Rosin sudah pulang ke negeri Belanda. Non Rosin sudah menikah dengan guru SMA nya, tinggal di kota Kediri di daerah Pakelan.Â
Waktu simbok kerja di rumah non Rosin, ada yang bunuh di rel kereta api. Mbok Jum namanya, yang kerja di rumah ndoro kakung  sebelum ditinggali ndoro kakung. Mangkanya simbok tidak mau menginap di rumah ndoro kakung. Kabarnya mbok Jum suka datang nakut-nakuti Siti yang kerja dan nginep di rumah ndoro kakung, sebelum simbok ikut ndoro kakung. Â
Ndoro kakung dan keluarga tidak pernah takut. Mungkin karena tidurnya di dalam. Siti sebagai tiang wingking, tidur di kamar belakang.
*****
Simbok jalan terus menuju rumahnya. Semakin dekat di pohon beringin di tikungan kampung baru, rasa takutnya jadi timbul.
"Apa gara-gara ditakut-takuti le Badu tadi ya? pikirnya