Melempar sebuah bola ke atas dalam suatu waktu tertentu, lalu menangkapnya. Itu biasa. Melempar banyak bola ke atas dalam suatu waktu tertentu, lalu menangkapnya. Agar tidak ambyar, ada seni dan iramanya. Dinamai Juggling.Â
Saat aku menghadapi cucu yang rewel, teringat sebuah keterampilan yang merupakan hobi masa kecil. Aku melakukan untuk menghibur cucuku Laras, langsung tidak rewel dan tertawa. Tetapi ... menyebutnya seperti badut.
Waduh! Kok badut?
Juggling, melempar beberapa bola ke atas dan menangkap dengan cara, seni dan membentuk irama agar tidak ambyar.Â
Dulu merupakan kegiatan yang dilakukan oleh murid-murid di sekolah dasar (SD), sepanjang jam istirahat sekolah. Â Lebih banyak dilakukan oleh siswi-siswi, daripada oleh siswa-siswa.Â
Pada jam istirahat, mereka sibuk mengeluarkan bola dari tas masing-masing. Ada yang mengeluarkan 2 bola, ada yang 3 bola. Saat itu kebanyakan menggunakan bola tenis bekas.Â
Kegiatan yang merupakan hobi murid-murid SD zaman dulu, memang sudah lama hilang dari kebiasaan untuk dimainkan saat jam istirahat di sekolah. Meskipun masih sering tampak pada panggung-panggung hiburan. Paling sering merupakan salah satu atraksi dalam acara sulap, dimana pemainnya mengenakan kostum badut.Â
Mungkin, itulah yang menyebabkan Laras langsung mengatakan aku sebagai badut. Padahal aku bukan badut, aku hanya seorang nenek yang menunjukkan keterampilan yang menjadi hobi pada masa SD.Â
Pada masa anak-anakku SD, kebiasaan juggling hilang dan tergantikan oleh bermain karet. Meskipun begitu anak-anakku tertarik juga bermain juggling di rumah, pada masa mahasiswa.
Sebenarnya memang pada abad 12-17, mereka yang mempunyai kemampuan juggling dikatakan melakukan sulap atau sihir. Menurut James Ernest dalam bukunya "Contact Juggling", menyatakan juggling sebagai melempar dan menangkap sesuatu. Dan pesulap paling sering manunjukkan dengan peragaan yang menarik dengan berbagai obyek. Misalnya bola, syal, gelang-gelang aneka warna, botol, obor dengan api menyala dan berbagai obyek yang menarik yang  memberikan tantangan.Â
Tetapi David Levinson dan Karen Christensen mendeskripsikan juggling sebagai olah raga, yang membuat terus bergerak. Juggling menggabungkan gerakan tubuh dan pikiran dengan pola mengikuti irama lempar dan tangkap yang menyenangkan.Â