Belanja Online -- terdiri dari 2 kata. Nenek bilang untuk belanja gunakan sifat "belanja yang perlu jangan asal mau". Cucu bilang untuk online "sekarang belanja harus online". Memang zaman sudah berbeda, tetapi penggabungan menghasilkan semburat indah antara zaman nenek dan zaman cucu.
Melihat sang cucu terus-terusan belanja online, seorang nenek mengingatkan belanja jangan terus-terusan. Pilih yang perlu, jangan asal mau. Sang cucu tersenym manis kepada neneknya. Benar juga, dia jadi malu.
Sekarang belanja itu harus online, supaya tidak terjadi kerumunan di toko, yang akan menyebarkan penularan covid-19.
"Nini tahu, belanja harus online," kata nini, "Tetapi kan tidak terus-terusan begitu."
Tetaplah menggunakan kebiasaan nini, yang diajarkan oleh orang tua zaman dulu. Belanja yang perlu, bukan yang asal mau.
Memang singgah di marketpalce seperti Tokopedia--Bukalapak--Shoppee dan tentunya masih banyak lagi sangat menggoda, sehingga banyak orang ingin dan ingin terus belanja. Kadang-kadang barang yang tidak terlalu diperlukan dibeli juga, biasanya dikatakan untuk punya-punyaan.
Belanja dimana-mana sering terjadi adanya kesalahan. Ketidak cocokan kualitas barang secara yang dinyatakan, dan secara kenyataan. Kesalahan perhitungan harga, juga bisa terjadi. Baik zaman dulu secara belanja langsung ke toko, maupun zaman sekarang secara online.
"Ni, kalau ayah pintar cari barang-barang besar di toko online lo," kata Laras cucu nini yang pintar ini, "Waktu itu ayah beli sepeda dan kemarin beli mesin cuci."
"Yang penting diperhatikan," kata Nini, "Ayah memang perlu atau asal mau beli saja, buat punya-punyaan?"
"Tentu saja memang perlu Ni," jawab Laras, "Sepeda ayah yang beli di Cirebon sudah rusak dan sudah dijual sebagai sepeda bekas."
"Bagus," kata nini.