Dan mendelik itu memelotot, bukan melotot saja.
"Ah, sudahlah!" Kata suami, "Mengapa harus sibuk tentang mendelik atau memelotot?"
Lalu aku ceritakan tentang anak-anaknya teman grup WA, yang katanya mendelik-mendelik kepada orang tuanya.
"Seharusnya anak-anak tidak boleh mendelik atau memelotot kepada orang tua," kata kang Bidin, "Karena mendelik atau memelotot adalah membuka mata lebar-lebar dengan marah."
"Iya, orang tua yang boleh mendelik atau memelotot kepada anak-anak," sambungku.
"Tapi sudah tidak zamannya juga orang tua mendelik atau memelotot kepada anak-anaknya," kata kang Bidin.
Aku ingat-ingat memang aku dan suami tidak pernah mendelik atau memelotot kepada anak-anak.
"Memelototi gawai saja sudah susah neng," kata kang Bidin sembari mengambil gawainya.
"Apalagi mendeliki gawai," kataku.
"Sepertinya "mendelik" kok tidak cocok untuk gawai ya," kata kang Bidin lagi.
"Tapi si Bay katanya beraninya mendelik kepada istri," kataku.