Suasana terindah yang paling membuat hati bahagia adalah saat dibangunkan oleh semua makhluk alam ciptaan Allah yang Maha Pengasih. Angin yang  berhembus halus, mengiringi suara azan yang menggema dengan agung. Allah Maha Besar, memerintahkan umatnya untuk melaksanakan solat subuh.Â
Dengan berselimutkan udara dingin yang memberikan  rasa segar, aku berjalan menuju air untuk melaksanakan wudhu. Setelah membersikan hidung dan mulut, aku membasuh wajah, tangan, rambut dan telinga. Setelah mengakhiri dengan membersihkan kaki, aku merasa suci untuk menghadap Sang Khalik.
Berdiri tegak menghadap kiblat, aku merasakan inilah reward terindah yang Allah berikan. Dan selanjutnya menjadi suatu self reward, dengan tanggung jawab mengikuti waktu yang ditentukan sebagai solat wajib.Â
Dimulai dari Subuh-Dzuhur-Ashar-Mahgrib-Isya, merupakan waktu yang bisa aku gunakan untuk memberikan penilaian kepada diri sendiri. Apakah sepanjang hari, aku sudah melaksanakan perintahNya, dan menjauhi laranganNya?
Dengan suatu tujuan dapat malalui jembatan Shiratal Mustaqim, yaitu sebuah jembatan yang melintas di atas neraka. Jembatan lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang, yang akan meloloskan aku menuju pintu surga.Â
Pada dasarnya, self reward bagiku adalah adanya waktu.
Self Reward I. Adanya waktu untuk memilah mana perbuatan baik, dan mana perbuatan buruk. Tentunya baik atau buruk yang tidak pernah dituliskan dalam hukum negara. Misalnya perbuatan yang akhir-akhir ini marak di medsos, yaitu ghosting. Setiap insan melalui melakukan solat, seyogianya menggunakan waktu untuk menimbang sendiri apakah perbuatannya benar atau salah.Â
Self Reward II. Adanya waktu untuk menentukan sendiri, apakah yang dilakukan benar atau salah. Dengan melaksanakan solat wajib 5 waktu, akan terhembus bisikan dalam kalbu untuk menimbang sudah benar atau masih salah segala yang dilakukan. Sekali lagi untuk  perbuatan yang  benar atau salahnya ditentukan hukum negara, akan menjadi kuasa para penegak hukum dalam menentukan benar atau salahnya. Â
Self Reward III. Adanya waktu untuk bersyukur bisa memilih perbuatan yang baik, dan menghindari perbuatan buruk. Misalnya bisa terhindar dari korupsi, sehingga tidak harus terjerat hukum negara yang memalukan. Semoga masih banyak insan Indonesia yang menganggap korupsi yang sudah makin rapat, merupakan perbuatan yang memalukan. Malu saja terlebih dahulu, tanpa harus ditahan oleh aparat hukum.Â
Self Reward IV. Adanya waktu untuk bangga menikmati kehidupan karena berhasil menjalani perbuatan baik, tanpa ada waktu tergelincir pada perbuatan buruk. Walaupun aparat hukum belum bertindak apa-apa, waktu solat bisa digunakan untuk menentukan sendiri apakah suatu perbuatan kudeta itu baik atau buruk. Â
Tetapi ... tetapi sebagai manusia, sebagai insan yang tak pernah luput dari kesalahan. Dengan usaha memperbaiki dan niat tak akan mengulangi, Allah benar-benar Maha Pengampun.