"Hehehe," Ghina tertawa gembira, "Masih ada kekurangan dalam mengabsen kegiatan istri memandang jendela tuh."
"Apa?" tanya Arga.
"Melihat bunga anggrek kesayangan yang mulai banyak berbunga!" jawab Ghina.
*****
Saat ayah menjelang pensiun dari PG, Ghina membantu ayah membereskan barang-barang di rumah. Ayah harus keluar dari perumahan PG. Ghina tidak tahu ke mana ayah akan pindah, karena sejak SMP Ghina sudah tidak tinggal bersama ayah dan ibu.
Ibu adalah istri ayah yang bukan melahirkan Ghina, mungkin definisi yang benar ibu tiri. Mama yang melahirkan Ghina sudah tiada sejak Ghina kelas 2 SD.Â
Sambil memandang truk yang melaju perlahan dari sebuah jendela tua di kamar tidurnya di perumahan PG, ayah menepuk bahunya.
"Ayah lebih percaya kalau barang-barang itu dititipkan kepada bibi, daripada dititipkan kepada ibu," kata ayahnya.
Ghina yang saat itu baru lulus SMA tidak terlalu memperhatikan kata-kata ayahnya. Dia merasa sangat letih membantu ayah membungkus dan mempersiapkan barang-barang yang akan dijemput sebuah truk. Â
Sebenarnya barang-arang apakah itu?
Dan siapakah bibi?
Sudah menjadi kebiasaan ayah, setiap anak-anak masing-masing memiliki tempat tidur-lemari baju-meja belajar. Ayah memiliki 5 anak dari almarhum mamah Ghina, dan 2 anak dari ibu.Â
Sejak Ghina kelas 2 SMP, semua anak-anak mamah Ghina sudah tidak tinggal bersama ayah dan ibu. Kakak sulung merantau sebagai mahasiswi. Kakak ke-2, merantau masuk asrama sebagai siswi SMA. Adik yang lulus SD, tertarik mengikuti pendidikan di sebuah seminari rendah. Terakhir Ghina dan adik bungsu dititipkan ke seorang uak, kakak ayah, untuk pindah sekolah kelas 2 SMP dan 2 SD.Â