Alkisah Nuria, seorang perempuan yang telah berusia diatas 60 tahun berbudi halus, patuh terhadap agama yang dipeluk dan taat aturan apa saja yang ditetapkan oleh lingkungannya.
Riuh kicau burung setiap pagi, membagunkan Nuria dan suami yang setia menemaninya.Â
Keduanya merupakan aki dan nini yang menghadapi rasa sepi menyelimuti jiwa dan raga.Â
Anak-anak yang sudah dibesarkan kini telah meninggalkannya, untuk membentuk keluarga masing-masing.
Nuria merasa sangat rindu kepada anak cucu. Semua anak-anak perempuannnya sudah menikah dengan lelaki yang baik, yah ... lelaki yang baik menurut semua orang. Â
Bahkan suaminya sendiri juga mengatakan, lelaki yang baik akan enggan hidup bersama mertua. Ada rasa tertekan hidup bersama mertua. Apa benar sebegitu menekan?
Tetapi ... tetapi.
Sejujurnya Nuria justru merasakan peryataan itu, sebagai tekanan terhadap hati dan disimpan dalam batin.
Sekuatnya dia berusaha menerima, semua kenyataan yang harus dihadapi. Walau sedih, tetaplah harus menyunggingkan seyum. Sekalian menutupi hati atau pun gigi yang sudah kurang rapi pada masa usia senja.Â
Lansia, begitulah julukan bagi dirinya.
Merupakan seorang perempuan yang lanjut usia.Â