Kritik pada dasarnya adalah opini yang subjektif terhadap sasaran suatu keputusan objektif, atau sebaliknya opini objektif terhadap sasaran yang subjektif. Menurut yang melakukan kritik, tentunya merupakan opini yang baik. Tetapi menurut yang dikritik, kalau baik akan menyenangkan dan kalau buruk membuat jengkel.Â
Dalam hal kritik mengkritik selalu ada 2 pihak. Pihak yang memberi kritik dan pihak yang diberi kritik.Â
Bagaimanapun bentuk kritiknya, sebaiknya dimanfaatkan untuk suatu evaluasi oleh kedua belah pihak. Apabila buruk, akan menjadi baik. Apabila sudah baik, akan menjadi lebih baik.Â
Kritik memang belum tentu ada hasilnya, kalau pun ada terkadang memerlukan waktu cukup lama. Bahkan kadang tak pernah sampai ke tujuan. Entah pemberi kritik kurang tepat sasaran dalam melempar kritik, atau yang diberi kritik kurang tajam indra penangkap kritiknya.Â
Tetapi ... tetapi, kritik bukanlah untuk saling menghancurkan. Kritik harus dibuat dengan aturan yang tidak mengakibatkan ti ji ti beh, singkatan dari mati siji mati kabeh (gugur satu gugur semua).
Melempar dan menerima kritik ada seninya.
Bagi pelempar kritik
Pelajari baik-baik apa yang akan dikritik, jangan sapai memberikan kritik pada sesuatu yang tidak dimengerti.
Tetap menggunakan tata sopan santun dalam memberikan kritik.
Kritik sebaiknya diberikan satu per satu. Tidak sekali gus lempar, apalagi membuat penerima kritik bingung dan merasa dipermalukan.Â
Kalau memang ada katakan terlebih dahulu segala yang baik., baru beri kritik terhadap yang masih buruk.
Kritik harus membangun untuk kepentingan keduanya, pelempar dan penerima kritik. Bukanlah kritik, kalau bertujuan mematikan yang diberi kritik. Apalagi untuk ti ji ti beh.
Jangan pernah melempar kritik dengan sumpah serapah. Nanti seperti dilakukan Budha, kepada seorang lelaki yang menyela ceramahnya dengan sumpah serapah.Â
Budha menunggu hingga selesai, dan bertanya, "Jika ada seseorang menawarkan suatu hadiah dan ditolak, milik siapakah hadiah itu?"
"Milik orang yang menawarkan," jawab lelaki tersebut.
Lalu Budha mengatakan, "Saya menolak sumpah serapah itu, jadi terima dan simpan sendiri oleh kamu."
Bagi penerima kritik.
Untuk kritik tertulis, bacalah bagaikan menikmati karya sastra. Carilah waktu yang menyenangkan, dan berusahalah mengerti maknanya. memetik yang indah dan menerapkan untuk kepentingan semua pihak.Contohnya Pusi Kecoa Pembangungan oleh WS Rendra.
Dalam gambar, nikmati sebagai karya seni indah. Ada Oom Pasikom, ada mang Ohle yang terkadang terasa dirindukan banyak orang. Bahkan sekarang ada Meme.
Lagu juga bisa hadir sebagai kritik. Nikmati iramanya, tangkap makna dan lakukan untuk memperbaiki sesuatu yang masih buruk. Lebih membuat baik yang sudah tidak buruk. Seperti lagu kemarau yang dipopulerkan oleh New Rollies, yang memberikan kritik terhadap penebangan hutan.Â
Secara daring, wow makin menjadi tak ada batas. Warganet bisa ikut melakukan gertak yang terkadang terasa mengerikan. Â Dan sangat sulit untuk dihindarkan.Â
Kritik pejabat publik yang dilakukan dengan melalui berbagai cara sah melalui jalur publik, seharusnya dilindungi oleh undang-undang. Dan diterima untuk dilakukan evaluasi.Â
Selain berhati-hati dalam kritik mengkritik, lempar dan terima dengan indah. Sebaiknya kita bersyukur, jika ada yang memberi kritik. Seperti pepatah yang dikatakan oleh Daisaku Ikeda.
Akan lebih berharga mencari kekuatan dari kritikan yang diberi orang lain. Daripada tidak mendapatkan  apa-apa dengan selalu mengkritik ketidaksempurnaan orang lain.Â