Menghitung sedikit-sedikit juga merupakan salah satu mata pelajaran di Ibu sekolah pertamaku. Maksudnya sedikit-sedikit, Â menggunakan alat hitung jari-jari tangan dan kaki saja.
Tetapi-tetapi hati-hatilah terhadap hitungan sederhana. Saat anakku sudah mulai masuk ke sekolah formal, ya masih sekitar TK dan SD. Karena ada waktu luang, aku mulai ikut-ikut suami mencari nafkah. Aku mengajarkan matematika secara privat kepada anak-anak yang membutuhkan.
Ada salah satu siswa yang kesulitan menghitung. Dan ... pada kelas 2 SD ternyata-ternyata dia tidak bisa menghitung mundur, ya pastilah susah untuk mengurangi walaupun menghitung sedikit-sedikit.  Harus dilatih  dengan perhatian, usaha dan waktu yang lebih.
Delapan mata pelajaran di Ibu sekolah pertamaku, membuat rindu-dendam kepada ibuku terlunasi. Dengan terus dan terus melaju hingga ibu sekolah terakhir buat anak-anakku, yang akan mengantar menjadi anak-anak Indonesia yang sehat, peka dan cerdas. Bahkan tidak berhenti, masih menyisakan harapan agar cucu-cucu juga merasakan Ibu sekolah pertamaku dari para ibunya.
Bumi Matkita,
Bandung, 19/11/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H