Langit jingga menampilkan pesonanya. Setelah menenggelamkan sang surya dengan sempurna untuk meninggalkan cakrawala.
Tapi tidak dengan pria tua renta yang jalannya saja dibantu tongkat itu. Dia tetap berkelit dengan tuduhan Galuh.
"Ada banyak sweter semacam ini di pasaran."
"Tidak!" sanggah Galuh keras.
Pria itu terhenyak dengan jawaban Galuh. Mata mereka kembali beradu. Saling menatap dalam diam. Dalam manik hitam kelam miliknya, tergambar kemarahan.
"Sepertinya kamu yakin sekali." Pria yang sebagian rambutnya memutih itu tersenyum sinis.
"Pencuri!"
"Jaga ucapanmu!" Pria itu mengacungkan tongkatnya ke muka Galuh.
"Kenapa?"
Pelan-pelan tongkatnya turun. Selangkah mendekati Galuh. Pandangannya tak lepas dari mata Galuh yang juga memandang dengan tajam.
"Ka-kalian ...."