Mohon tunggu...
Rini susdamayanti
Rini susdamayanti Mohon Tunggu... -

Bersama Meraih Cita

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Serukan, Budayakan, dan Mantapkan dalam Menetapkan Pilihan

2 Juli 2014   21:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:47 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Serukan, Budayakan, dan Mantapkan dalam Menetapkan Pilihan

Oleh: Rini Susdamayanti, S. Pd

“Kami siap memilih !”  Itulah kata yang tepat dan harus kita lantangkan saat ini. Mengapa? Karena lima tahun kedepan, pilihan kita merupakan pintu yang akan menjadikan kita lebih baik dan bermartabat. Oleh karena itu, kita harus menetapkan pilihan kita secara tegas dan rasional sangat dibutuhkan dalam menentukan nasib bangsa ini. Apalagi saat ini merupakan detik-detik kritis proses pemilihan calon presiden dan wakilnya. Di mana telah ada dua calon yang telah menyampaikan visi dan misinya, serta janji-janji yang akan membawa bangsa ini pada sebuah perubahan. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk kita melihat biografi kedua calon pemimpin ini. Kedua calon tersebut memilki kendaraan politik yang sama-sama kuat dan besar. Dan tak ada yang pernah tahu tepat untuk memprediksi keadaan politik di negara kita. Hal yang paling sederhana untuk kita dapat menetapkan pilihan kita yaitu, silahkan kita catat visi dan misi serta janji-janji para kandidat ini, lalu kita pelajari dan telaah sejarah kepemimpinan negara kita serta keadaan negara kita saat ini.

Tak perlu kita terlalu memikirkan ketepatan memilih. Cukuplah kiranya berusaha memberikan yang terbaik bagi diri kita dan negeri ini. Menetapkan pilihan, dengan tidak menunggu sesuatu yang diberikan oleh para kandidat ini merupakan hal yang terbaik untuk menghindari money politik yang tak lain akan membawa negara kita pada jurang serta celah-celah korupsi. Cukuplah kiranya kita melihat dari segi-segi yang telah saya sebutkan di atas sehingga kita akan cukup tegas dan cerdas untuk menentukan pilihan. Dari hasil telaah-telaah yang telah kita lakukan nantinya, semoga hal tersebutlah yang akan benar-benar membawa negara kita kepada arah kebijakan yang lebih cerah dan benar-benar demokrasi.

Semoga warna benang dan layang-layang partai yang kau terbangkan akan membawa masyarakatmu ini pada matahari terbit dan embun pagi berwajah pelangi. Janji-janjimu adalah hutang yang akan kau lunasi. Siapapun pemimpin kita. Kita harus terima dan tagih janji-janjinya. Semoga yang menjadi pemimpin saat nanti adalah manusia yang dapat memanusiakan manusia sehingga kami tak akan selalu menjadi penonton-penonton dan antraksimu saja. Tetapi juga akan menunggu dan menagih janji yang kau isyaratkan. Hidup Indonesia…..

Budayakanlah hal diatas sehingga nantinya tidak akan kita temui kembali kata menyesal atau penyesalan karena kita telah keliru dan salah dalam memilih dan menentukan sesuatu. Semoga setiap alasan akan selalu menjadi semangat untuk kita tetap dapat memilih sesuatu yang memang kita anggap baik demi keadaan bangsa ini. Karena hal yang baiklah yang kita cari, sehingga kita juga harus bisa berpikir bagaimana cara kita untuk dapat menjadi baik. Tak akan salah apabila kita akan menjadi lebih baik, dan tak ada yang benar ketika kita merasa salah dalam menetapkan pilihan, karena budaya kita adalah budaya dimana kita akan memilih apabila kita akan menjadi lebih baik. Tetapi pada kenyataannya tidak pernah ada jaminan atas semuanya itu. Hal di atas dapat kita ambil sebagai modal berpikir kita dimana nantinya akan membawa kita pada arah berpikir pada yang lebih baik karena hal tersebut tidak akan ada yang menyalahkan serta tak benar dan tak ada salahnya untuk kita coba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun