Apa yang dimaksud dengan kata burnout? Apa faktor penyebab burnout tersebut? Mengapa
pengunaan sosial media menyebabkan gangguan mental terhadap remaja? Bagaimana Solusi
dan penanganan yang tepat untuk masalah tersebut? pertanyaan ini akan terjawab oleh
pembahasan berikut, era digitalisasi ini telah banyak menimbulkan beberapa dampak
diantaranya dampak positif dan negatif yang kita rasakan saat ini. Tidak dipungkiri juga kita
merasakan dampak positif atas perkembangan digital ini. Namun, dampak negatif dari
perkembangan tersebut menjadi sorotan masyarakat di Indonesia. Diantaranya, kesenjangan
sosial, gaya hidup dan gangguan mental.
Dilansir dari berita KOMPAS.com - Kesehatan mental adalah salah satu isu dalam
masyarakat Indonesia. Gangguan kesehatan mental dapat terjadi pada siapa saja, termasuk
remaja atau anak muda. Menurut Survei Indonesia-National Adolescent Mental Health
Survey (I-NAMHS), 1 dari 20 (5,5 persen) atau 2,45 juta remaja terdiagnosis mengalami
masalah kesehatan mental. I-NAMHS adalah survei yang dilaksanakan melalui kolaborasi
dari Universitas Gadjah Mada, The University of Queensland, John Hopkins Bloomimg
School of Public Health, Kementerian Kesehatab Republik Indonesia, dan didukung oleh
Universitas Sumatera Utara serta Universitas Hassanudin. Artinya, tingkat gangguan
kesehatan mental pada remaja cukup tinggi.
Untuk mengenali istilah burnout Menurut Greenberg j. & Robert Baron dalam buku
Behaviour Organizations: Understanding and Managing the Human Side of Work akan
menjadi keadaan kronis yang dapat menimbulkan stres kronis atau lebih tepatnya kelelahan
kronis, atau disebut juga oleh Herbert sebagai burnout syndrome.
Faktor munculnya Burnout merupakan hasil dari keadaan stres kronis yang menyebabkan
kelelahan fisik, mental dan emosional sehingga mengakibatkan penurunan kinerja. Ketika
dalam keadaan lelah, seseorang tidak dapat memfungsikan diri mereka secara efektif baik itu
pada tingkat pribadi ataupun professional. Namun, kelelahan ini tidak terjadi secara tiba-tiba.
Pines dan Aronson pun memiliki anggapan yang sama dalam memberikan gambaran Burnout
sebagai "kondisi kelelahan fisik, emosi dan mental yang disebabkan keterlibatan jangka
panjang dalam situasi yang menuntut secara emosional". Sindrom burnout ini lebih dikenal
dengan kondisi tubuh yang berada dalam keadaan lelah baik secara fisik maupun mental.
Fenomena diatas menunjukan bahwa penggunaan sosial media secara berlebihan dapat
menimbulkan gangguan mental seperti burnout atau stress kronis dan kurangnya motivasi
dalam kehidupan nyata. Di Indonesia ini tidak sedikit dikalangan remaja yang mengalami
permasalahan tersebut. Selain itu, akibat berlebihan menggunakan sosial media dapat
menimbulkan kecanduan dalam penggunaannya sehingga dapat menimbukan rasa malas
berinteraksi sosial dilingkungan nyata. Lalu, orang yang mengalami gangguan tersebut dapat
merasa tertekan akibat terlalu membandingkan diri dengan standar-standar yang muncul
disosial media. Jadi, Fenomena ini dapat menimbulkan gangguan mental terhadap remaja
diindonesia.
"Sosial media sejak lama sebenarnya menjadi faktor penting. Persoalannya sosial media itu
bisa positif bisa negatif. Saat ini masing-masing individu tidak terlalu selektif dalam melihat
informasi itu sehingga banyak negatifnya itu lebih diserap oleh anak-anak sekarang," ujar
pakar kesehatan masyarakat, Prof. Siswanto Agus Wilopo, Rabu (9/5) di Fakultas Psikologi
UGM. Jadi, dalam bersosial media yang dapat akses informasi dalam berbagai macam tanpa
menyaring informasi. Hal tersebut dapat memberikan efek buruk pada Kesehatan mental. di
Era Digital ini banyak orang-orang yang menjadikan konten sosial media dan menjadikan
standar sosial dalam kehidupan nyata.
Oleh karena itu, untuk menangani permasalahan tersebut. Upaya melakukan solusi untuk
menghadapi burnout dalam bersosial media berikut Beberapa solusi telah dikemukakan oleh
para psikolog untuk menangani masalah ini (Fadhliyah, 2018). Untuk dapat mencegah
terjadinya burnout, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan organisasi untuk mencegah
terjadinya burnout (Purba et al., 2007). Tak hanya pencegahan burnout yang ditawarkan oleh
Freudenberger, ia juga memberikan solusi untuk seseorang yang telah mengalami burnout.
Kala itu kedua solusi yang ia kemukakan dalam karya nya yang berjudul Staff Burn-Out
merupakan solusi yang ia tujukan kepada para staffnya yang berada di klinik gratis (free
clinic) milikknya. Dalam beberapa karya Maslach diantarannya yang berjudul Finding
Solutions to The Problem of Burnout menjelaskan model dari kesesuaian pekerjaan-
seseorang akan mengarah pada definisi yang lebih baik tentang tempat kerja yang sehat dan
strategi yang lebih baik dari proses perubahan sosial. Jadi meninjau dari permasalahan diatas
penulis menyimpulkan beberapa Solusi. Diantaranya,
* Diskusikan masalah yang dirasakan kepada orang tua
* Mendapatkan dukungan mental dari orang terdekat seperti, sahabat, teman dan
saudara.
* Melakukan aktifitas yang menenangkan dan menyehatkan seperti, berolahraga secara
rutin, meditasi.
* Melakukan hobi yang disukai dan berpotensi untuk dikembangkan.
* Fokus dalam mengejar cita-cita dengan passion yang sesuai.
* Atur pola hidup dan istirahat yang cukup.
Hal tersebut merupakan Upaya untuk mengatasi permasalahan gangguan mental dan burnout
yang dialami remaja diera saat ini. Dalam melakukan aktifitas apapun itu sebaiknya jangan
melakukan dengan berlebihan yang dapat mengakibatkan gangguan yang tidak diinginkan.
Jadi, Sebagai makhluk sosial harus tetap dalam aturan kehidupan yang sesuai karena tidak
dipungkiri sebagai makhluk hidup pasti menghadapi berbagai ujian dan permasalahan baik
dalam kehidupan nyata maupun didalam sosial media. Sebaiknya kita tidak menjadikan
sosial media sebagai tumpuan hidup. Namun, kita harus bisa menjadi peran penting dalam
kehidupan kita sendiri.
Referensi
1. Artikel Kompas.com dengan judul "Media Sosial Picu Gangguan Kesehatan Mental pada
Remaja, baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2024/09/05/101045620/media-sosial-
picu-gangguan-kesehatan-mental-pada-remaja-kenapa.
2. . Astiyanti, Tia 2021. "Penggunaan Media Sosial dalam Kesehatan Mental Remaja".
ISSN : 2685-0702 Vol.4 No. 1 (Juni) E-Journal online.Melalui
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/prophetic/article/download/8755/385 3
[01/06/2021]
3. https://repo.unida.gontor.ac.id/2025/1/42.%20Sindrom%20Burnout%20Perspektif%20H
erbert%20J.Freudenberger.pdf
4. https://www.halodoc.com/artikel/ini-5-ciri-ciri-burnout-dan-cara-sederhana-
mengatasinya?srsltid=AfmBOopzzpexXixDyf-
TFIFr_c1n77oqatSshyRTyVkYcZ0kxxow0Idd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H