Banjir Kanal barat yang dulu dibangun oleh Herman Van Breen, seorang arsitek Belanda ini selesai, banjir di Batavia tetap saja terjadi, bahkan siklus 5 tahunan tetap saja terjadi. Menurut Herman, bila hanya mengandalkan BKB dan Pintu Air Manggarai, maka sebetulnya yang terjadi hanya pengalihan wilayah banjir ke wilayah lebih rendah. Bila sebelumnya limpahan air menggenangi Weltevreden (permukiman orang Eropa) dan kawasan Menteng, dengan adanya kanal dan pintu air tadi, air justru mengalir ke tempat lebih rendah, misalnya Manggarai dan Jatinegara.
Belanda cukup serius menangani banjir di Batavia ketika itu, bagaimana dengan para Cagub DKI ? Mendengar penuturan mereka dalam debat dua kali putaran yang disiarkan secara langsung oleh televisi, sedikit sekali informasi tentang penataan kota yang terkait bencana disampaikan oleh para calon. Kalaupun ada, jauh lebih banyak saling sindir tentang rencana reklamasi Teluk Jakarta. Tetapi tidak secara spesifik masing-masing Calgub menjelaskan alasan penolakan, atau mengapa proyek tersebut tetap dijalankan oleh petahana.
Kalaupun membahas soal masalah banjir, juga hanya sekedar melontar kritik soal penggusuran masyarakat yang ada di sekitar Kampung Pulo. Bagaimana dan mengapanya tidak dijelaskan dengan ringkas dan bernas. Tetapi bagaimana membangun Jakarta lima tahun kedepan, agar Jakarta tetap nyaman, aman ramah kepada siapa saja juga masih belum tergambar dengan jelas.
Debat cagub masih tinggal tersisa satu putaran lagi, masyarakat Jakarta tentu menanti-nanti penjelasan rencana para Cagub ini yang jauh lebih bernas. Semoga diputaran terakhir, para Cagub, bisa lebih berfokus pada substansi, sehingga warga Jakarta tidak seperti “memilih kucing dalam karung”.
Trinirmalaningrum
Tulisan lain dari Trinirmalaningrum dapat di baca di Disaster Channel dan Perkumpulan SKALA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H