Mohon tunggu...
Rini Nuraeni
Rini Nuraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hallo, saya Rini Nuraeni mahasiswa Pendidikan Masyarakat tahun 2020 yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia.

community education'20

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Bisa Bertahan Hidup, Jika Tak Memiliki Kecakapan Hidup?

21 Mei 2022   18:31 Diperbarui: 21 Mei 2022   18:35 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia menunjukkan bahwa pendidikan Indonesia belum mencapai tujuan yang sebenarnya. Kegagalan tersebut menjadikan tantangan bagi sumber daya manusia yang dapat menjadikan bangs aini semakin terpuruk dalam ketidakpastian di berbagai bidang kehdiupan. Menghadapi tantangan pada abad 21, semua orang di tuntut untuk memiliki kecakapan hidup yang dapat menunjang kehidupannya baik di masa kini maupun di masa yang akan datang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Kecakapan hidup merupakan pendidikan yang memberikan kecakapan personal, sosial, intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri. Kecakapan hidup merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap individu agar dapat bertahan hidup dimana mereka tinggal, baik di lingkungan rumah, sekolah ataupun lingkungan lainnya. Pendidikan kecakapan hidup merupakan pengembangan diri dalam bertahan hidup, tumbuh dan berkembang, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, dan memiliki hubungan yang baik secara individu maupun melalui system dalam menghadapi situasi tertentu (Sucilestari and Arizona, 2018). 

Berdasarkan penjelasan singkat di atas, terdapat beberapa jurnal Internasional yang membahas berkaitan dengan pendidikan kecakapan hidup. Artikel pertama yaitu tentang pendidikan kecakapan hidup yang dipengaruhi oleh pendidikan lainnya, yaitu pendidikan jasmani. Artikel ini berjudul “Life skills development in physical education”. Artikel ini bertujuan untuk melihat hubungan antara guru dengan murid dalam mengembangkan kecakapan hidup siswa melalui Pendidikan jasmani. Penelitian ini menghasilkan bahwa adanya hubungan antara tiga kebutuhan psikologis dasar siswa yaitu kebutuhan autonomy, kompetensi dan keterkaitan dengan pengembangan keterampilan hidup siswa. Dalam artikel ini, pendidikan jasmani dapat meningkatkan dan menciptakan kecakapan hidup siswa. Melalui pendidikan jasmani siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup lainnya, yaitu: 1. Dukungan otonomi; 2. Kerja tim; 3. Penetapan tujuan; 4. Keterampilan sosial; 5. Pemecahan masalah; 6. Keterampilan emosional; 7. Kepemimpinan; 8. Manajemen waktu; 9. Komunikasi; 10. Dukungan otonomi; 11. Kepuasan otonomi; 12. Kepuasan kompetensi (Cronin et al., 2020).

Artikel kedua yaitu tentang pendidikan kecakapan hidup yang dijadikan strategi pencegahan penyebaran HIV/AIDS. Artikel yang kedua ini berjudul “The impact of life skills education on adolescent sexual risk behaviors in KwaZulu-Natal South Africa”. Dimana danya pendidikan kecakapan hidup ini bertujuan sebagai strategi ataupun media untuk memberikan edukasi, sosialiasi kepada remaja yang terkena dampak epidemi HIV/AIDS. Hasil yang didapatkan dari dilaksanakannya pendidikan kecakapan hidup sebagai strategi pencegahan penyebaran HIV/AIDS berhasil membantu mengurangi resiko terpapar HIV/AIDS, kehamilan, dan mengatasi masalah kesehatan keluarga. Sehingga terciptanya perubahan prilaku masyarakat KwaZulu menjadi sedikit lebih baik dan peduli terhadap kesehatan dirinya maupun keluarganya (Magnani et al., 2005). 

Artikel yang ketiga membahas mengenai Efektivitas pendidikan kecakapan hidup sebagai strategi pengurangan penyakit mental pada siswa SD. Artikel ketiga ini berjudul “Effectiveness of a school-based life skills program on emotional regulation and depression among elementary school students”. Artikel ini menjelaskan bahwa program pendidikan kecakapan hidup dapat membantu siswa dalam menghadapi penyakit mental. Pemberian program kecakapan hidup yaitu sebagai pencegahan. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan menerapkan kompetensi sosial-emosional serta memberikan motivasi pada anak yaitu dengan program kecakapan hidup. Kecakapan hidup ini dapat menjadikan siswa memiliki keterampilan hidup seperti pemecahan masalah, manajemen stress, pengambilan keputusan, berpikir kritis, keterampilan interpersonal dan komunikasi yang efektif. Selain itu, kemampuan lainnya juga diberikan seperti pengaturan emosi, pemecahan masalah, ketegasan dan keterampilan komunikasi. Program kecakapan hidup ini sudah banyak dilaksanakan oleh berbagai negara dan terbukti efekif untuk mengurangi Kesehatan mental pada anak (Lee et al., 2020).

Artikel keempat membahas mengenai pendidikan kecakapan hidup yang dijadikan sebagai strategi pencegahan penyalahgunaan zat pada remaja. Artikel ini memiliki judul “The life skills program IPSY: Positive influences on school bonding and prevention of substance misuse”. Program IPSY sebagai model dari program pendidikan kecakapan hidup dilakukan sebagai langkah preventif karena dimulai sebelum penggunaan napza terjadi dan sebelum pola konsumsi teratur berkembang. Program IPSY sebagai bentuk solusi dan pencegahan pengurangan pemakaian zat adiktif berjalan dengan efektif. Para guru mengadopsi kurikulum yang terdapat di dalam IPSY dan di adopsi kedalam mata pelajaran lainnya. Program ini memberikan siswa memiliki keterampilan hidup lainnya, khususnya dalam berkomunikasi, mengatur emosi, ketegasan, juga dalam memilih lingkungan pertemanan. Selain itu, program ini juga diterima dengan baik dan diharapkan dapat di terapkan di sekolah-sekolah lainnya (Wenzel, Weichold and Silbereisen, 2009). 

Artikel yang terakhir membahas mengenai pendidikan kecakapan hidup sebagai strategi bagi remaja penyandang disabilitas agar dapat hidup secara mandiri. Artikel ini berjudul “Parents’ perceptions of the foundational and emergent benefits of residential immersive life skills programs for youth with disabilities”. Program transmisi untuk pemuda penyandang disabilitas ini dirancang agar pemuda penyandang disabilitas dapat mempersiapkan kehidupan dewasa nantinya. Program ini melalui berbagai pendekatan, pemberian pelatihan dan keterampilan, penyedian bimbingan belajar termasuk keterampilan hidup sendiri. Seperti dapat mencuci, makan sendiri dan membuang air kecil maupun membuang air besar sendiri. Program ini juga memberikan motivasi dan kekuatan bagi para penyandang disabilitas untuk dapat bertahan, dan memberikan motivasi bahwa disamping memiliki kekurangan, mereka memiliki kelebihan (King et al., 2021). 

Berdasarkan ke-5 jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Life Skills merupakan kecakapan hidup yang mana setiap orang harus mendapatkan dan memilikinya. Kecakapan hidup ini dapat berupa keterampilan berkomunikasi, pemecahan masalah, pengaturan emosi, ketegasan, keterampilan sosial, keterampilan emosional, kepemimpinan dan manajemen waktu. Kelima jurnal diatas memiliki permasalahan yang berbeda-beda yang dibahas. Tetapi, kelimanya sama-sama menyebutkan bahwa pendidikan kecakapan hidup dapat dijadikan sebagai strategi pencegahan maupun persiapan dikehidupan yang akan datang. Kecakapan hidup ini merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh semua individu terlebih untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Pendidikan kecakapan hidup dapat dipengaruhi dan juga dapat memengaruhi. Pendidikan kecakapan hidup ini sangat penting terutama di abad-21 ini. Seseorang yang hidup di abad-21 mesti memiliki 8 kecakapan hidup. Tetapi life skills tidak bisa didapatkan tanpa melalui Pendidikan. Maka dari itu, pendidikan sangat penting untuk terciptanya kecakapan hidup pada diri setiap individu.

Referensi

Cronin, L. et al. (2020) ‘Life skills development in physical education: A self-determination theory-based investigation across the school term’, Psychology of Sport and Exercise, 49(May), p. 101711. doi: 10.1016/j.psychsport.2020.101711.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun