Belakangan ini para pengguan twitter sempat heboh dengan munculnya kritikan pedas Yuddy Chrisnandi yang ditujukan kepada Hary Tanoesoedibjo.
Penyebabnya tidak jauh, hanya karena masalah sakit hati yang berujung dengan penyerangan secara personal.
pada tahun 2013, Ketua Umum Hanura, Wiranto mencopotnya dari posisi tersebut dan menggantikannya dengan Hary Tanoesoedibdjo.
Alasannya karena berdasarkan hasil survei, ketika dipegang Yuddy Crisnandi, Hanura terancam tidak lolos parliamentary threshold (PT).
akhirnya Hary Tanoesodibjo menggantikan posisi Yuddy Chrisnandi saat bergabung dengan partai Hanura.
Meski Yuddy Chrisnandi pernah mengatakan ikhlas dengan pemberian Jabatan Ketua Bapilu kepada Hary TanoeSodibjo, namun hati orang siapa tahu.
Politisi dan juga dikenal sebagai seorang akademisi, Yuddy Chrisnandi tetap ikut berpartisipasi dengan mengikutsertakan diri sebagai calon Legislatif periode 2014 sampai 2019.
Belakangan diketahui Yuddi Chrisnandi ternyata tidak terpilih sebagai calon anggota Legislatif periode 2014 sampai 2019 dari partai Hanura, meskipun daerah pemilihannya Jawa Barat kampung kelahirannya sendiri.
Tidak mendapat dukungan suara di kampung halaman sendiri seharusnya Yuddi Chrisnandi malu dan segera mencari titik kesalahan penyebabab kegagalan dirinya dalam Pileg 9 April 2014 kemarin.
Sebelumnya, Pada Februari 2010, Yuddy keluar dari Golkar dan melompat ke Hanura. Yuddy tidak hanya didapuk menjadi Ketua DPP, dirinya juga menjabat sebagai Ketua Bapilu.
Mungkin kita masih ingat betul bagaimana seorang Yuddy Chrisnandi yang sangat percaya diri akan mendapatkan dukungan maksimal saat maju mencalokan diri menjadi Ketua Umum Golkar pada 2009 silam.
Yuddy bahkan sangat yakin memperoleh dukungan minimal 30 persen suara dan lolos putaran pertama.
Namun nyatanya, Yuddy tidak mendapatkan satu dukungan suara pun, Yuddy kalah telak. Aburizal Bakrie keluar sebagai pemenangnya
Lagi lagi, kemampuan Yuddy Chrisnandi masih dipertimbangkan dan diragukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H