Kritikan pedas Yuddy Chrisnandi mencoreng nama baik partai Hanura. Kenapa ? ketika Ketua DPP Hanura, Yuddy Chrisnandi memojokkan Ketua Bapilu Hary Tanoesodibjo sebagai dalang kekalahan partai Hanura, jelas terlihat di dalam partai ada semacam konflik.
Kritikan Yuddy Chrisnandi disampaikan tidak secara personal atau bertatap muka, malah di media online. Artinya semua orang yang mengkonsumsi berita melalui media online tahu betul adanya hubungan yang tidak harmonis dalam partai Hanura.
Meskipun demikian, siapa yang lebih berkualitas antara Yuddy Chrisnandi di banding Hary Tanoesodibjo di partai Hanura?
Sejak masuknya Hary Tanesodibjo ke partai Hanura sebagai Ketua Bapilu, terjadi perubahan yang meningkat. Hasil perolehan suara yang diraih Hanura mencapai 5,4%.
Sedangkan pada saat Yuddy Chrisnandi sebagai Ketua Bapilu Hanura, perolehan suara pemilu 2009 hanya berkisar 3%.
Jelas terlihat Yuddy Chrisnandi hanya bisa mengkritik kinerja Hary Tanoesodibjo, namun tidak terlihat satupun kontribusinya terhadap partai sejak bergabung ke Hanura.
Buktinya selama menjabat ketua Bapilu, elektabilitas Hanura terus melorot, bahkan kader-kader Hanura banyak yang berencana untuk pindah partai meninggalkan Hanura.
Yuddy Chrisnandi selaku Ketua DPP Hanura sebaiknya berpikir dua kali sebelum bertindak. Apalagi mengkambing hitamkan Hary TanoeSodibjo.
Sudah jelas Hary Tanoesodibjo kelihatan serius mebawa nama Hanura, dengan upayanya memperkenalkan hanura ke setiap daerah mulai dari Sabang sampai Merauke.
Kritikan pedas dan pernyataan Yuddy Chrisnandi yang marak diberitakan di media online sangatlah merugikan partai Hanura terlebih dirinya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H