Senyuman salah tingkahmu pernah membidik jantungku saat memendar!
Suara ber-frekuensi rendahmu pernah menggetarkan dadaku saat mengumandang
Dan...
Mata sayu berbulu lentikmu pernah menikam hatiku saat menatap.
Tetapi ada yang sungguh tak kumengerti tentangmu
Kadang kau tebarkan aroma surga
Di saat yang berbeda
Kau hembuskankan hawa neraka
Apapun itu
Please...!
Cukup
Rangkul aku dengan senyummu
Sentuh aku dengan suaramu
Dan...
Peluk aku dengan tatapan matamu....
Aku hanya ingin
Secuil hatimu...
Bukan seluruh hidupmu
Aku telah lupakan
Semua retak hatiku yang pernah kau cipta
Saat malamku terusir ribuan hujan yang berlomba turun ke bumi
Hingga bulan berlari kencang ucapkan selamat tinggal
Lalu
Mengenangmu sebagai bara yang pernah menghangatkanku
Walau hadirmu cuma sesaat...
Tarakan, 16012015 at 11.12 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H