Mohon tunggu...
Rini Intama
Rini Intama Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pecinta Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeri Puisi

23 Maret 2012   17:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:34 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NEGERI IBU Hamparan sawah, hutan jati dan ruang-ruang purba, melukis sejarah sepi dan beku di antara ribuan ilalang. NEGERI ANGAN-ANGAN Angan-angan menjelma secangkir kopi di atas meja makan. NEGERI PUISI Rahim bumi melahirkan puisi para petinggi, ada janji, manipulasi dan korupsi yang tersimpan dalam kopor di bandara luar negeri. NEGERI LUKA Kebenaran dan keadilan seperti mimpi terbujur kaku. Luka menganga dan darah menetes tak henti. Rini Intama - Juli 2011 (dalam Buku : Antologi 600 Fiksimini (Penerbit KOSAKATAKITA 2011) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun