akhirnnya abang bajaj tersebut menyuruh kami turun untuk berteduh di pinggir warung
dengan kesal kamipun turun dan membayar setengah harga,padahal niat kami akan memberi uang lebih
bajaj tersebut langsung pergi begitu saja...
"kita tidak mungkin di sini saja,sampai jam berapa kita pulang?ucapku pada teman
"kita jalan aja,karna g mungkin kita kembali kejalan yang tadi tak lama lagi udah nyampe jalan besar"akupun mengikuti usulannya
kamipun berjalan perlahan,karena licin dan ternyata setelah beberapa langkah di depan kami air sudah meninngi sampai selutut,kami hampir tidak jadi melewati jalan tersebut,akan tetapi tidak ada pilihan lain akhirnnya kamipun berpegangan tangan melewati banjir tersebut semua bercampur air sungai dan air solokan warnanyapun menjadi keruh
setelah sampai di ujung jalan akupun berhenti sejenak,karena lelah sekali setelah melewati banjir beberapa meter tersebut
ini pelajaran berharga bagi kami,bahwa lebih baik bersabar melewati jalan macet daripada jalan pintas yang membuat kami lebih sengsara.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H