Rabu (11/1) KKM UIN Malang kelompok 82 menyerahkan konsep selokan anti banjir ke Ketua RW 05 Kelurahan Lawang. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya warga sekitar yang mengeluhkan banjir setiap hujan deras. Banjir ini biasa terjadi di depan balai RW 05. Hal ini membuat kelompok 82 tertarik untuk memberikan konsep selokan anti banjir.
Selokan adalah saluran untuk menyalurkan air pembuangan dan/atau air hujan untuk dibawa ke suatu tempat agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan dan kesehatan. Selokan umunya terdapat di pinggir jalan, didesain untuk mengalirkan kelebihan air hujan dan air permukaan dari jalan raya, tempat parkir, sisi jalan, dan atap.
Selokan berfungsi untuk membuang limbah rumah tangga, seperti limbah dapur, limbah cucian baju serta sabun mandi dan limbah industri. Jika dilihat dari fungsinya, selokan memiliki pengaruh buruk bagi kehidupan rumah tangga. Hal ini dikarenakan selokan bisa merusak ekosistem tumbuhan lingkungan, merusak dinding selokan dan lambatnya aliran selokan akibat penumpukan sampah yang tidak dibersihkan.
Ada 2 konsep selokan yang dibuat oleh kelompok 82. Konsep selokan ini disesuaikan dengan permasalahan yang ada di Jl. Ngamarto, tepatnya di depan Balai RW 05. Konsep yang pertama adalah penutupan selokan menggunakan beton. Sedangkan konsep yang kedua adalah dilakukan pelebaran dan penggalian selokan lebih dalam.
Selokan yang berada di depan Balai RW 5 Jl. Ngamarto saat ini terdapat banyak tumbuhan liar dan sampah yang menumpuk. Sehingga pada saat hujan, air seringkali meluap dan tergenang di jalan. Akibatnya, keadaan tersebut mengganggu pandangan dan kendaraan yang melewati jalan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka tumbuhan liar di selokan dibersihkan dan dilakukan pelebaran selokan. Akan tetapi, jika selokan dilebarkan, jalan akan menjadi sempit. Sebagai solusinya, maka selokan ditutup beton agar tetap dapat dilewati oleh kendaraan dan diberi kisi besi atau saringan agar air hujan tetap dapat masuk ke selokan dan dapat dibersihkan sewaktu-waktu saat kotor. Kekurangan dari konsep ini adalah memakan biaya yang besar, karena menggunakan beton dan besi.
Selokan yang berada di depan Balai RW 5 Jl. Ngamarto saat ini berukuran kecil dan dangkal. Sehingga pada saat hujan, air seringkali meluap ke jalan. Hal ini menyebabkan jalan tergenang air dan mengganggu pemandangan dan kendaraan yang lewat. Untuk mengatasi hal tersebut, maka selokan dilebarkan dan digali lebih dalam agar dapat menampung dan mengalirkan debit air hujan yang lebih banyak. Sehingga potensi air meluap menjadi lebih kecil dengan biaya yang tidak terlalu besar. Kekurangan dari konsep ini adalah jalan menjadi lebih sempit karena selokan yang dilebarkan dan tidak ditutup beton atau apapun.
Setelah penyerahan konsep selokan pada Hari Rabu, pada Hari Minggu dilakukan kerja bakti membersihkan rerumputan di sekitar selokan bersama warga. Hal ini dilakukan sambil menunggu dana untuk merealisasikan konsep selokan anti banjir yang sudah ada ini. Dengan adanya konsep selokan ini, kelompok 82 berharap semoga keluhan tentang banjir yang biasa terjadi di depan Balai RW 05 dapat teratasi dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H