Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi sekaligus kiblat keuangan syariah global. Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, Indonesia seharusnya bisa menjadi pemain dan pemasok utama keuangan syariah dunia, bukan hanya sebagai pasar. Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia seharusnya bisa memimpin dan menjadi pusat keuangan syariah dunia. Hal ini dilatari karena Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia.
Hingga saat ini Indonesia telah memiliki 34 Bank Syariah, 58 asuransi syariah, 7 modal ventura syariah dan 5000 lembaga keuangan mikro syariah, semua institusi keuangan itu memilki 23 juta pelanggan. Namun Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ekonomi syariah Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara lainnya bahkan dibeberapa negara Eropa.
Dari negara tetangga Malaysia pada tahun 2016 Indonesia juga masih jauh tertinggal dalam peringkat keuangan syariah. Indonesia masih berada diperingkat ke-6 sementara Malaysia berada diperingkat pertama. Padahal menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, kemiskinan dan ketimpangan dapat diatasi salah satunya melalui ekonomi syariah. Ia mengatakan pengembangan keuangan syariah agar memberikan kontribusi terhadap pengentasan kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran yang juga dikarenakan mayoritas negara-negara Islam masih memiliki pendapatan yang rendah.
Namun, berita baik datang dari sektor pariwisata. Pada tahun 2016, Indonesia memenangkan 12 dari 16 penghargaan wisata halal terbaik di dunia mengalahkan Malaysia dan Turki. Beberapa penghargaan diraih seperti maskapai terbaik, bandara terbaik, serta hotel ramah keluarga terbaik di dunia. Indonesia memiliki populasi penduduk muslim terbesar di dunia, potensi ini tentunya dapat menjadi penggerak ekonomi syariah di Indonesia, namun Bank Indonesia sendiri menyatakan Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain seperti Malaysia dan Dubai.
Lantas apa yang terjadi dan apa yang menjadi penyebabnya serta apa yang harus dilakukan untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah global?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H