Mohon tunggu...
Rini Atika
Rini Atika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi membaca, menulis, dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyelamatkan Dropout di Kalangan Pelajar: Strategi Pendidikan Keluarga yang Efektif

27 September 2024   19:58 Diperbarui: 27 September 2024   20:08 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar : Gerakan Sekolah Menyenangkan

Pendahuluan

Fenomena putus sekolah atau dropout di kalangan pelajar di Indonesia telah menjadi perhatian serius. Data menunjukkan bahwa faktor sosial-ekonomi, rendahnya motivasi belajar, hingga lemahnya dukungan keluarga menjadi penyebab utama. Namun, satu aspek yang kerap terlupakan adalah peran keluarga dalam membentuk motivasi belajar dan kesejahteraan emosional anak. Keluarga, sebagai institusi pendidikan pertama bagi anak, memiliki peran yang tidak dapat dipisahkan dari upaya mencegah dropout. Artikel ini mengulas pentingnya strategi pendidikan keluarga yang efektif sebagai solusi dalam menekan angka putus sekolah.

Faktor Penyebab Dropout

Dropout di kalangan pelajar bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Di antara faktor eksternal, masalah ekonomi seringkali menjadi alasan utama. Keluarga dengan pendapatan rendah kesulitan dalam membiayai kebutuhan pendidikan anak, seperti uang sekolah, buku, hingga biaya transportasi. Selain itu, tekanan sosial dan lingkungan yang kurang mendukung, seperti akses pendidikan yang terbatas di daerah terpencil, juga menjadi hambatan.

Dari faktor internal, motivasi belajar anak memainkan peran penting. Banyak pelajar merasa kehilangan minat dan tujuan dalam belajar akibat tekanan akademis yang tinggi atau ketidakcocokan metode pembelajaran di sekolah. Selain itu, kurangnya dukungan emosional dari keluarga, seperti perhatian dan bimbingan orang tua, turut memperburuk kondisi ini.

Strategi Pendidikan Keluarga yang Efektif

Untuk menyelamatkan para pelajar dari ancaman dropout, keluarga harus menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan non-formal yang membangun karakter dan motivasi belajar anak. Berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan:

1.Membangun Komunikasi yang Efektif

Keluarga perlu menciptakan lingkungan komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak. Dengan mendengarkan permasalahan yang dihadapi anak di sekolah dan memberikan solusi yang konstruktif, anak akan merasa lebih didukung secara emosional. Komunikasi yang baik juga memungkinkan orang tua memahami kebutuhan dan potensi anak secara lebih mendalam.

2.Memberikan Teladan Positif

Orang tua merupakan role model pertama bagi anak. Dengan menunjukkan sikap tanggung jawab, ketekunan, dan semangat dalam menyelesaikan masalah, anak akan terdorong untuk mengadopsi sikap yang sama dalam menghadapi tantangan belajar. Hal ini sangat efektif dalam membangun ketahanan mental anak dalam menghadapi kesulitan akademis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun